Halaman

Minggu, 18 Mei 2014


 GINTING MANIK SIERJABATEN ( ORANG-ORANG YANG BERJABATAN" DARI GINTING MANIK) 

Mejuah-juah Turang ,Senina ras kade-kade kerina.. Kerna Sejarah ras Motivasi ta,perlu kuakap i tampilken Ginting Manik Si Erjabaten..Gelah si eteh bahwa Kita Ginting Manik enda Mbue si jadi Perpangkat gelah jadi Motivasi ras Kiniersadanta kerina..Tulisan ini bukan sebagai ajang untuk menyombongkan diri, namun sebagai motivasi dan semangat untuk terus maju.
.Tokoh-Tokoh Ginting Manik si Erjabaten/Perpangkat e me :
1.Prof.DR.Ir.H.Meneth Ginting Manik,MADE, Bupati Kab.Karo periode 1985-1990,Mantan Dekan Fakultas Pertanian USU,Pakar Pertanian dan Pendidikan,Penggagas dan pengesah nama jalan Letjen Djamin Ginting Di Kab.Karo dan kabupaten lainnya di Sumut,Rektor UKA/UQ
2.H.N.Serta Ginting Manik,politisi senior Labuhan Batu, Anggota DPR RI Periode 1999-2004,Pernah jadi Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara,Ketua PERTINA SUMUT
3.EL-MANIK atau Iman Imanuel Ginting Manik,Aktor Top Indonesia,Masih main sinetron Hingga sekarang
4.Kolonel (Purn) Pt.Em. Elia Keramat Ginting Manik, Pejuang Kemerdekaan Tanah Karo,Ajudan Letjend.Djamin Ginting,Asisiten Panglima Kodam I Bukit Barisan
5.Ingan Ginting Manik, mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Karo,Birokrat Senior Kabupaten Karo
6.Prof.DR.bachtiar Ginting Manik,Mantan dekan Fakultas Kedokteran USU,Pakar kesehatan
7.Prof.Dr.Ir.Andar Ginting Manik,Ahli Metalurgi Mesin USU dan UI
8.Andi Natanael Ginting Manik S.H,M.M, Calon Bupati Karo,Politikus Demokrat,Pengacara Top
9.Ir.Elia Massa Ginting Manik,Direktur Utama PT.ELNUSA,Tbk, Dirut yang membawa BUMN ini meraih kemajuan dan untung secara Pesat. (Adik Andi Natanael Ginting Manik)
10.Ir.Hj.Nurlisa Br.Ginting Manik, kepala Dinas Pariwisata Prov.Sumut,Calon Walikota Medan
11.Kombes (Pol) Sabaruddin Ginting Manik,Kapolresta Palembang,karirnya terus menanjak
12.Andreas Ginting Manik,Kepala Bagian PT.Astra Internasional Tbk. (Adik Andi Natanael Ginting Manik) 

13.Anggapen Ginting Manik,Mantan Camat Kec.Munte,Kepala dinas Kebersihan dan pertamanan Kabupaten Karo
14.Dra.Evi Novida Ginting Manik,MSP,Ketua KPU kota Medan,Komisioner KPU SUMUT, Dosen FISIP USU
15.Julio Perkas Ginting Manik,Phd, Akademisi Muda, menetap di Luar Negeri
Ras mbue denga merga ras beru Ginting Manik si erjabaten si lenga tama i daftar..Emaka mari tingkatkan perjuangan ras persadanta gelah Sukses kita kerina..bujur..

Rabu, 02 April 2014

Sejarah Merga-Merga pada Suku Karo (Merga Ginting)


Berdasarkan Keputusan Kongres Kebudayaan Karo. 3 Desember 1995 di Sibayak International Hotel Berastagi, pemakaian merga didasarkan pada Merga Silima, yaitu ; 1.Ginting 2.Karo-Karo 3.Perangin-angin 4.Sembiring 5.Tarigan.Sedangkan Merga Silima berdasarkan Budaya Umum Suku Karo terdiri dari 5 Merga Yaitu Karo-Karo,Ginting,Perangin-angin,Tarigan dan Sembiring.Sementara Sub Merga, dipakai di belakang Merga, sehingga tidak terjadi kerancuan mengenai pemakaian Merga dan Sub Merga tersebut.Tanah Karo Simalem merupakan wilayah berbudaya dan Dominan Suku Karo.Tanah Karo meliputi :

1.Kabupaten Karo (Semua Kecamatan,disebut Juga Karo Gugung)
2.Kabupaten Langkat (Meliputi Kecamatan Bahorok,Kecamatan Kutambaru Marike,Kec.Sei Binge,Kec.Salapian,Kec.Selesai,Kec.Kuala,Kec.Padang Tualang dan Deski-Karo Binjai dan disebut Karo Langkat)
3.Kabupaten Dairi (Meliputi Kecamatan Tanah Pinem.Kec.Tiga Lingga dan Kec.Gunung Sitember dan Disebut Karo Baluren)
4.Kabupaten Deli Serdang (Meliputi Kec.Sibolangit, Kec.Pancur Batu,Kec.Sunggal,Kec.Namo Rambe,Kec.Gunung Meriah,Kec.Sibiru-biru,Kec.Kutalimbaru,Kec.Patumbak,Kec.Sinembah Tanjung Muda sebagian  Kec.Deli Tua dan Disebut Karo Kenjahe).
5.Kota Medan (Meliputi Kec.Medan Tuntungan,Kec.Medan Selayang,Semalingkar, Kelurahan Kwala Bekala,sebagian Kec.Medan Johor yang kesemuanya  disebut juga daerah Padang Bulan dan sebagian daerah Pulo Brayan)
6.Kabupaten Aceh Tenggara (Meliputi Kec.Lau Sigala-gala,Kec.Simpang Simadam,.Blang Kejeren,sebagian wilayah Kuta Cane,Ketungkuhen Alas)
7.Kabupaten Simalungun (Meliputi Kecamatan Silima Kuta-Cingkes).

Sangkep Geluh dalam Suku Karo adalah Senina,Anak Beru dan Kalimbubu.Setiap individu dalam Suku Karo Wajib mempunyai Sangkep Geluhnya.Suatu Merga yang ingin Mendirikan Kesain,Kuta maupun Urung (gabungan Kuta-kuta yang pengulunya 1 keluarga/merga) harus mengajak serta Sangkep Geluhnya tadi.Kemudian dibangun minimal 1 Rumah Adat Siwaluh Jabu atau Siempat Jabu untuk  Merga Simantek dan Sangkep Geluh nya tadi. Dalam Mantek Kuta,tanpa dukungan Biak Senina atau Senina Kuta,suatu Merga tidak akan bisa memantek Kuta karena tidak ada pengakuan dari kalangan Keluarga 1 klan yang akan membantu dan membelanya.Karena nya dukungan Biak Senina Kuta sangat penting dalam Memantek Kesain,Kuta maupun Urung.Setelah mendapat dukungan dari Biak Senina Kuta,maka di panggil merga lain yang akan menjadi Anak Beru Kuta.Tugas Anak Beru Kuta juga banyak terutama dalam mempersiapkan keperluan Raja Simantek Kuta.Kemudian dipanggil juga Merga lain yang akan menjadi Kalimbubu Kuta.Kedudukan Kalimbubu dihormati dalam pendirian kuta. Jadi di Suatu Kuta yang dipantek Suatu Merga,juga terdapat merga lain (Sangkep Geluhnya) yang ikut mendirikan Kuta, Walaupun di Kuta pantekennya,Merga Simantek tersebut biasanya paling banyak jumlahnya dibandingkan Merga lain yang menjadi Sangkep Geluhnya.Maka nya di Suatu Kuta (terutama Kuta yang besar) terdapat minimal 4 Kesain yaitu Untuk Sembuyak (Keturunan Simantek Kuta,biasanya Kesain Terluas),Untuk Biak Senina/Senina Kuta,Untuk Anak Beru Kuta dan Kalimbubu Kuta.Ke 4 unsur inilah yang disebut Bangsa Taneh dalam hal Mendirikan (Mantek Kuta).
Merga-merga Suku Karo terbagi dalam 5 Merga (klan) besar,Adapun Sejarah,Keberadaan, legenda, dan cerita Merga dan Sub Merga tersebut adalah sebagai berikut :

1.     Merga Ginting
Merga Ginting terdiri atas beberapa Sub Merga seperti :

o    Ginting Pase
Ginting Pase menurut legenda masih bersaudara dengan Merga Ginting Munthe. Merga Pase ini kemungkinan berasal dari daerah Pak-Pak.Selain ke Tanah Karo,merga Pase juga terdapat di daerah Toba.Berdasarkan data,Merga Pase banyak terdapat di daerah Pak-pak.  Ginting Pase di Tanah Karo dulunya mempunyai kerajaan di Pase, dekat Sari Nembah kecamatan Munte sekarang. Cerita Lisan Karo mengatakan bahwa anak perempuan (puteri) Raja Pase dijual oleh bengkila (pamannya) ke Aceh.Menurut Legenda, Beru Ginting Pase  bisa bertahan di Aceh bahkan tumbuh dengan Baik dan berperan sebagai perintis Kerajaan Samudra Pasai beserta Suami dan Turang nya serta Penghulu Daerah Aceh lainnya.Itulah cerita cikal bakal kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Dewasa ini,Merga Ginting Pase terdapat di Kuta Bangun kecamatan Tiga Binanga dan sebagian Keturunannya berdomisili di daerah Karo Kenjahe.Ginting Pase juga banyak terdapat di daerah Aceh Tenggara (alas).Di daerah Alas ,Ginting Pase ini mendirikan beberapa kuta,dan memakai Merga Pase.
o    Ginting Munthe
Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munthe berasal dari Tongging, kemudian ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah,Ke Munte dan ke Kuta Bangun.Menurut cerita,Nenek Moyang  Ginting Munte adalah Merga Munthe.  Tongging,Ajinembah,Munte dan Kuta bangun merupakan Kerajaan Urung panteken Ginting Munte. (Urung = beberapa kuta yang didirikan oleh merga yang sama).Merga Ginting Munte dan Sangkep Geluhnya yaitu Biak Senina,Anak beru dan Kalimbubunya lah yang mendirikan Kerajaan tersebut.Urung Tongging disebut Sipitu Kuta Tongging,Terdiri dari 7 kuta utama dan pemekarannya,letak kuta-kuta tersebut adalah di kecamatan Merek dengan Kuta Perbapaan Urung (induk Desa ) di Desa Tongging,Urung Ajinembah Disebut dengan Sipitu Kuta Ajinembah,terdiri dari 7 kuta dan terletak di Kecamatan Merek dan Sebagian Kecamatan Tiga Panah Sekarang,Induk Desa adalah Ajinembah,kecamatan Merek. Urung Munte terdiri dari Beberapa Kuta yang didirikan oleh Merga Ginting Munte, Ginting Siwah Sada dan Ginting Manik,terletak di kecamatan Munte dengan Induk Desa adalah Desa Munte.Urung Kuta Bangun terdiri dari Beberapa kuta dengan induk desa adalah Kuta Bangun, Lau Baleng dan Mardinding penulis belum tahu apakah bagian dari urung Kuta Bangun atau merupakan wilayah sendiri. Biak Senina merga Ginting Munte ini adalah Ginting Manik. Ada yang unik diantara kedua merga ini,dimana kebanyakan (tapi tidak semuanya)  kuta dan kesain Panteken Ginting Munte,pasti yang menjadi biak Senina/Senina nya adalah merga Ginting Manik, begitu juga sebaliknya. Merga Munte di Sipitu Kuta Tongging disebut dengan Merga Munthe saja.Sebagian dari merga Ginting Munthe telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga Munthe dari Toba ini kembali lagi ke Karo. Merga Ginting Munte juga menyebar sampai ke daerah Karo Kenjahe (Deli Serdang) dan menjadi Anak Beru Urung Sinembah Tanjung Muda (Panteken Karo-Karo Barus) dan menyebar bersama Klan Ginting Lainnya ke daerah Namo Rambe.Di Karo jahe ini,Ginting Munte banyak terdapat di Sibiru-Biru.Dari Ajinembah,merga Ginting Munte juga menyebar ke simalungun menjadi Merga Saragih dan menjadi penghulu di beberapa kampung di Simalungun.Merga Munthe juga terdapat di Toba dan Pak-pak.Ginting Muthe di Kuala pecah menjadi Ginting Tampune.Merga Munthe ini juga menyebar sampai daerah Alas dan Gayo (seperti daerah Batu Mbulan,Ketungkuhen,Bener Meriah-Aceh).Di Cingkes dan Juhar, terdapat Kesain Ginting Munthe,dimana Ginting Munthe merupakan Simbisa dari desa tersebut. Rurun (Panggilan) merga Ginting Munte adalah Mburak untuk Lelaki dan Unjuk untuk Beru Ginting Munte.

o    Ginting Manik
Ginting Manik menurut cerita  Bersaudara dekat dengan Ginting Munthe. Merga Ginting Manik berasal dari  Tongging.Menurut R.U.Ginting Manik, Penyebaran nya mulai dari Urung Tongging kemudian ke  Urung Aji Nembah (Yaitu Desa Manuk Mulia, nama asli Desa ini adalah Manik Mulia), Sebagian Ginting Manik dari tongging pergi ke Lingga,Dari Urung Ajinembah ini,dilanjutkan ke Urung Munthe (yaitu desa Singga Manik).Dari Urung Munthe ini dilanjutkan ke Urung Kuta Bangun.Dari Urung-urung tersebutlah Merga Ginting Manik Menyebar sampai ke daerah Karo Langkat,Karo Baluren (Dairi) dan Karo Kenjahe (Deli Serdang). Desa Tengging sendiri penghulunya didominasi Merga Munte dan Manik,terdiri dari beberapa Kesain. Ginting Manik Penghulu di Kesain Manik Tengging. Legenda dari Tengging ini adalah Legenda Manuk Sigurda-gurdi (Cerita Rakyat Karo) yang menegaskan bahwa Merga Ginting Manik adalah Penghulu Tengging.Ginting Manik di Urung Sipitu Kuta Tengging disebut  Manik Uruk (Manik Tengging), hal ini juga dipertegas dengan salah satu Nama Kesain di Tengging adalah Pancur dan Kesain Manik yang merupakan Milik Manik Tengging (Manik Uruk). Ada cerita yang berkembang di Keluarga Besar Ginting Manik Mergana, apabila Seorang Merga Ginting Manik mandi ke Pancur Manik Tengging ini, jika dia adalah Merga Ginting Manik dan Manik Tengging (Manik Tengging) yang Asli maka burung-burung akan berkicau merdu. Ginting Manik merupakan Bangsa Taneh dari Urung Sipitu Kuta Tongging,Sipitu Kuta Ajinembah dan Urung Kuta Bangun dimana Ginting Manik sebagai Biak Senina Urung. Biak Senina dari merga Ginting Manik adalah Ginting Munte,makanya sangat wajar di setiap Kuta/Kesain panteken Ginting Manik,merga Ginting Munte lah yang menjadi Biak Senina nya,begitu juga sebaliknya.Ginting Manik juga sebagai Biak Senina di beberapa Kuta Panteken Ginting Munthe di daerah Kec.Munthe.Urung-urung tersebut terdiri dari beberapa kuta.Selain sebagai Biak Senina Urung,Ginting Manik juga Mendirikan (Mantek) Kuta di beberapa Kuta Urung Sipitu Kuta Ajinembah yaitu Manuk Mulia/Manik Mulia dan Singa (Keduanya terdapat Di Kecamatan Tiga Panah).Sebagian  Merga Ginting Manik dari Tongging Mendirikan Kuta Singa dan mendirikan merga baru,yaitu Merga Ginting Sinu Singa.Ginting Manik di daerah Munthe mendirikan kuta Singga Manik (Anak Beru Kuta). Ginting Manik dari Singga Manik kemudian  Mendirikan (Simantek) Desa Bunga Baru  di Kec. Tiga Binanga.Ginting Manik juga ikut mendirikan desa Kutambaru kec.Munthe sebagai Biak Senina Kuta, dimana di Kutambaru kec.Munthe terdapat beberapa kesain,Ginting Manik pengulu di Kesain Rumah Jahe,Ginting Munthe pengulu di kesain Rumah Gugung.Sebagian Merga Manik dari Tengging sempat singgah di Singga Manik kemudian melanjutkan perjalanan dan Menetap di Desa Batukarang. Di Batukarang disambut dengan baik oleh Pengulu Kuta Merga Bangun. Kemudian dengan  Kalimbubu Tua Merga Sitepu dari Berastepu, Ginting Manik mendapatkan Tanah di Batukarang yang disebut Lau Rahu. Maka Merga Ginting Manik tersebut disebut Pulu Lau Rahu. Keturunannya kemudian melestarikan Kerangen (Hutan) di Lau Rahu tersebut yang dikeramatkan oleh Keturunannya dan Penduduk Batukarang. Di dalam Kerangen ini terdapat mata air dan Guci serta Geriten Pulu Lau Rahu. Kerangen itu di sebut Kerangen Lau Rahu dan Keturunan nya di sebut Ginting Manik Pulu Lau Rahu.

Ada lagi Ginting Manik yang ke Lingga, dimana pada awalnya diundang untuk menetap sebagai Simbisa di desa Lingga oleh Karo-Karo Sinulingga.Diceritakan bahwa merga Sinulingga datang ke Kesain Manik di Tengging untuk mengajak Merga Ginting Manik mendirikan kuta dan juga sebagai Simbisa di desa Lingga.Makanya Kesain Manik di desa Lingga terletak di tengah kuta,berdekatan dengan Kesain-Kesain Sinulingga.  Selain sebagai Simbisa,Ginting Manik ini menikah dengan Beru Sinulingga dan menjadi Anak Beru Kuta di Lingga.Beberapa keturunan kemudian Ginting Manik dari Lingga ikut mendirikan Kuta Keling/Merdeka (Panteken Surbakti) dan kampung lainnya yang termasuk urung Sitelu Kuru (induk desa adalah Lingga,panteken Sinulingga) sebagai Anak Beru Kuta.Salah satu Keturunan Merga Ginting Manik dari Tongging yang Bernama Tandel Masara (artinya kesusahan terhalang) Menjelajah sampai Ke Bahorok,Langkat.Disana Ginting Manik ikut mendirikan kuta dan diangkat menjadi Anak Beru Urung Bahorok(Panteken Perangin-angin Suka Tendel).Ginting Manik Di Langkat juga mendirikan (Mantek) Kuta yaitu  Kuta Durin Tonggal Kec.Kutambaru Marike dan tersebar sebagai Anak Beru/Kalimbubu/Simantek Kuta di desa-desa Karo Langkat seperti
Gajah,Simolap,Tinembok,Samir (Kec.Kutambaru Marike), Kuta Belikih dan Kuta Rih (Kec.Sei Binge).  Merga Ginting Manik dari Tengging juga menyebar Ke daerah Karo Baluren.Merga Ginting Manik banyak terdapat dan menjadi penghulu  Kenegrian Juhar Kidupen Manik,bagian dari  Urung Tanah Pinem,Dairi.Di Karo Kenjahe (Deli Serdang), Ginting Manik juga terdapat sebagai Biak Senina di Kesain Ginting Munte,selain itu Ginting Manik bersama Klan Ginting lainnya menyebar ke daerah Namo Rambe.Merga Manik ini juga terdapat di daerah Pak-pak, daerah Samosir (disebut Manihuruk) dan Simalungun .Sebagian Merga Manik dari Tengging menyebar ke daerah Simalungun dengan Sebutan Saragih Manihuruk dan sebagian lagi menjadi Saragih Sumbayak serta menjadi Penghulu Kuta dan Kesain (Gamot) di beberapa daerah Simalungun terutama Urung Silima Kuta dan Pematang Silima Kuta hal ini wajar mengingat Merga Girsang merupakan salah satu Kalimbubu Tua Merga Manik Tengging yang kemudian di daerah Simalungun mengikuti Budaya Simalungun dan disebut Saragih Manihuruk & Saragih Sumbayak. Rurun (Panggilan) untuk Merga Ginting Manik ada 2 yaitu adalah Mengat & Mburak untuk Lelaki dan Tadi & Unjuk untuk beru Ginting Manik.
o    Ginting Seragih
Ginting Seragih merupakan salah satu merga Ginting yang tua.Ginting Seragih di Tanah Karo mempunyai Hubungan Khusus dengan Marga Saragih yang merupakan  1 dari 4 Marga Asli Simalungun.Marga Saragih di simalungun merupakan Salah satu dari 4 Marga Raja atau Marga Penghulu di daerah Simalungun.Merga Saragih merupakan Merga Pengulu dan banyak terdapat di Simalungun. Menurut Diskusi,Ginting Seragih berasal dari daerah perbatasan Tanah Karo-Simalungun.Ginting Seragih di Tanah Karo umumnya mendiami Kampung Lingga Julu,Jeraya (Kec.Simpang empat) dan sekitarnya. Keberadaan Merga Ginting Seragih di Lingga Julu dan Jeraya adalah sebagai Anak Beru Kuta atau pun Kalimbubu Kuta.Dari kedua Kampung ini Merga Ginting Saragih menyebar ke daerah Karo lainnya.

o    Ginting Sini Suka
Menurut cerita lisan Karo Ginting Sini Suka berasal dari Urang Kalasan/Urung Kalasen Yaitu wilayah di Pak-Pak, kemudian sebagian berpindah ke  daerah Samosir, terus ke Si Tinjo. Belum diketahui apakah Merga Ginting Sinisuka ini ada hubungan dengan Merga Capah di Daerah Sitinjo, Dairi (di Karo ada Merga Ginting Capah). Dari Pustaka Ginting coba ditarik hubungan  bahwa Leluhur Ginting Sini Suka adalah anak dari Pengulu Kuta Tinjo dan pergi Ke Tanah Karo dengan Bapa uda nya yaitu adik pengulu Tinjo. Ginting Sini Suka ini bernama Matangken (Versi Sebenarnya belum diketahui, dalam artian apakah Merga Ginting Sinisuka ini Ayah dari Merga Ginting Siwah Sada atau Sebenarnya Setara, perlu klarifikasi dari Merga tersebut).


Dari Tinjo Mereka sampai ke daerah Lau Lingga Sekarang dan Ginting Sini Suka Menjadi Sibayak Lau Lingga. Kemudian anak dari Sibayak Lau Lingga yang bernama Tindang pergi untuk mendirikan kuta yang dia namai  Guru Benua di Kec.Munte, disana dikisahkan Tindang mendirikan Kuta dan Menikah.Dikisahkan,setiap anaknya yang lahir masih terbungkus kulit  tubuh seukuran Gundur,maka setiap anaknya yang lahir dia tempatkan ke sebuah Guci,kemudian dengan bantuan ilmu Guru Pak-pak Sipitu Sendalanen lahirlah (Keluar dari Kulit tubuh) Kesepuluh anaknya dengan normal yaitu sembilan lelaki dan 1 perempuan,mereka disebut Siwah Sada Ginting.Merga Ginting Sini Suka merupakan Pengulu yang di Tua kan oleh Ginting Siwah Sada Lainnya karena memang induk dari Ginting Siwah Sada.Kuta Panteken nya adalah Lau Lingga Kec.Juhar,Guru Benua Kec.Munte,Suka Simbelang,Tiga Panah dan Kuta Lainnya.Ginting Sini Suka juga terdapat di Desa Berastepu sebagai Kalimbubu Kuta dimana di desa Berastepu terdapat Kesain Sini Suka.
§  Ginting  Rumah Berneh
Ginting Rumah Berneh sama dengan Ginting Sini Suka, disebut Rumah Berneh karena dia Pengulu Rumah Berneh di Juhar.Ginting Rumah Berneh adalah adik dari  Matangken Ginting Sini Suka, Sibayak Lau Lingga.  E maka lit Balai Uruk berteng Juhar balai perjumpan Sibayak Lau Lingga ras agina pengulu Rumah Berneh Juhar.( Informasi dari Pustaka Ginting).Dari Rumah Berneh Juhar,Merga Ginting ini menyebar ke daerah Tanah Karo Lainnya.Rurun (Panggilan) merga Ginting Rumah Berneh adalah Raga untuk dilaki dan Nggore/Nurih untuk Beru Ginting Rumah Berneh.

Pustaka Ginting merupakan Hikayat yang menceritakan mengenai keberadaan Siwah Sada Ginting.Kakek Siwah Sada Ginting adalah Matangken Sibayak Lau Lingga.Bapak Siwah Sada Ginting adalah Tindang,anak Raja Matangken yang Paling Tua.Siwah Sada Ginting Berarti Sembilan Merga Ginting dan satu Beru Ginting.Disebutkan di Pustaka Ginting, Tindang mendirikan Kuta Guru Benua, Kemudian dia Menikah,dikisahkan disana  dengan Bantuan Guru Pak-Pak Si Pitu Sendalanen,lahirlah Siwah Sada Ginting.Makanya terdapat 9 Lubuk (Pancur) perpangiren (Penyembuhan) di tapin Lau Guci Gurubenua.Kesembilan Merga Ginting ini kemudian Menyebar ke seluruh Tanah Karo,adapun Penyebaran ke sembilan Merga ini memiliki keterkaitan dan kesamaan alur Penyebaran antara satu dengan lainnya.Ginting Ajar Tambun anak yang Tertua dan Babo anak yang termuda. Siwah Sada Ginting  tersebut adalah :


§  Ginting Ajar Tambun
Ginting Ajar Tambun menetap di Kampung kakeknya,Sibayak Lau Lingga dan  ikut Mendirikan  Kuta tersebut.Kemudian menyebar ke desa lainnya sekitar Kec.Juhar.Ginting Ajar Tambun juga pergi ke daerah Karo Langkat dan Mendirikan Kuta Raja Merahe bersama senina nya Ginting Bukit.Dari Raja Merahe,Ginting Ajar Tambun menyebar ke daerah Karo Langkat lainnya.
§  Ginting Suka
Ginting Suka boleh dikatakan sebagai Sub-Klan Ginting  Siwah Sada Ginting yang terbesar dimana Ginting Suka banyak tersebar di seluruh Tanah Karo.Ginting Suka di Tanah Karo Mendirikan Kerajaan Urung yaitu Urung Suka di Kecamatan Tiga Panah.Kuta Perbapan (Desa Induk) Urung Suka adalah Desa Suka atau disebut Juga Suka Simbelang di Kec.Tiga Panah.Desa-desa Di Urung Suka (Kec.Tiga Panah) diantaranya Suka Simbelang (Desa Induk),Tiga Panah,Suka Dame,Suka Maju,Suka Mbayak,Suka Sipilihen,Salit dan lainnya.Desa Panteken Ginting Suka di sekitar Urung Suka diantaranya Desa Suka Mandi Kec.Merek.Sedangkan di wilayah Tanah Karo lainnya, Ginting Suka mendirikan kampung Guru Benua Kec.Munte,Barung Kersap  Kec.Munte (Simantek Kuta),Suka Rame Kec.Munte (Simantek Kuta),Suka Meriah Kec.Payung (Simantek Kuta), Suka Babo (Simantek atau Senina Kuta) ,desa Suka Julu Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta).Ginting Suka terdapat di daerah Karo baluren Dairi dan Mendirikan Kuta Suka Ndebi Kec.Tanah Pinem. Merga Ginting Suka juga ikut Mendirikan Kampung Suka Nalu dan Suka Julu di kecamatan Barusjahe,dimana Suka Nalu adalah Kuta Perbapan urung Si Enem Kuta Panteken Karo-karo Sitepu.Di Suka Nalu dan Suka Julu  kec.Barusjahe ini Ginting Suka sebagai Anak Beru Kuta dan keberadaannya Dominan di Urung tersebut.Ginting Suka juga ikut mendirikan kuta-kuta di urung Naman Teran Kec.Naman Teran (panteken Sitepu) seperti Suka Nalu Naman,Suka Tepu, suka ndebi dan lainnya.Keberadaan Ginting Suka di Urung Naman Teran adalah sebagai Anak Beru Urung.Ginting Suka juga terdapat di Desa Lingga Julu (anak beru atau Kalimbubu Kuta) dan Desa Suka Tendel (Anak Beru Kuta).Merga Ginting Suka juga terdapat di daerah Gayo/Alas.Di Gayo/Alas (Meliputi Kab.Aceh Tenggara,Kab.Bener Meriah,Aceh Selatan,Aceh Singkil dan wilayah Aceh lainnya) Ginting Suka menyebar,Bahkan dalam Hikayat Tarikh Aceh dan Nusantara,  dan Buku Karo Sepanjang Zaman disebutkan di Lembah Aceh Besar selain Kerajaan Islam,ada Kerajan Karo. Raja Terakhir Suku Karo di Aceh Besar (dulu disebut Kuta Raja) adalah Raja Manang Ginting Suka.Rurun (Panggilan) Ginting Suka adalah Suka/Mbayak untuk Lelaki dan Unjuk untuk beru Ginting Suka.
§  Ginting Guru Patih
Guru Patih berarti Guru dari seorang Pemimpin/Panglima (Patih).Merga Ginting Guru Patih mendirikan Kampung Buluh Naman Kec.Munte (Simantek Kuta),  Kemudian ikut mendirikan kampung Sari Munte Kec.Munte (Sebagai Senina Kuta).Dari 2 Kampung awal tadi Merga Ginting Guru Patih menyebar dan Mendirikan kampung seperti Naga Kec.Juhar (Simantek Kuta) dan Lau Kapur Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta). Dari kuta-kuta tersebut Merga Ginting Guru Patih menyebar ke daerah Karo lainnya.
§  Ginting Sugihen
Ginting Sugihen mendirikan Kampung Sugihen di Kec.Juhar (Simantek Kuta),Kuta Gugung Kec.Juhar (Simantek atau Senina Kuta),juga sebagai Pengulu di Kesain  Juhar Ginting. Kemudian Menyebar dari kampung tersebut menuju daerah Sekitar Perbatasan  Kec.Tiga Panah dan Kec.Dolat Rayat.Disini Merga Ginting Sugihen mendirikan Kampung yang diberi nama sesuai Merga dan Kampung asalnya yaitu  Sugihen.Dari Kampung-kampung asalnya tersebut,Merga ini menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya. Ginting Sugihen juga terdapat di daerah Aceh Tenggara disebut dengan Sugihen.Rurun (Panggilan) Merga Ginting Sugihen adalah Gurah untuk Lelaki dan Sulngam untuk beru Ginting Sugihen.
§  Ginting Garamata
Gara Mata dalam bahasa Karo berarti Si Mata Merah.Menurut Cerita,berasal dari Tanah Karo (Guru Benua),kemudian Ginting Gara Mata pergi ke daerah Teba dan Disana dia berafiliasi (Bergabung) dengan Budaya Setempat dan Menjadi Merga Simarmata.Beberapa Keturunan Ginting Garamata  kembali Menetap di Tanah Karo.Sekedar wawasan,Di Tongging juga terdapat Kesain Simarmata.Ginting Garamata di Tanah Karo mendirikan Kuta Raja Tengah di daerah Karo Langkat (Simantek Kuta).Dari Raja Tengah,Ginting Garamata menyebar ke daerah Karo lainnya.
§  Ginting Bukit
Setelah Kejadian Tenggelamnya Turang mereka  yaitu Bembem di Sekitar Suka Rame sekarang,Ginting Bukit pergi ke Daerah Karo Langkat dan mendirikan  Kampung Raja Merahe (Simantek Kuta).Dari sini Merga Ginting Bukit Menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya.Merga Ginting Bukit ini juga terdapat di daerah Gayo dan Alas dengan sebutan Bukit.
§  Ginting Beras
Merga Ginting Beras (Siberas) awalnya Menetap Di Rumah Berneh Juhar sesuai dengan Aturan Senina nya yang 8 orang.Kemudian dari Juhar, Ginting Beras mendirikan Kuta Lau Petundal di daerah Karo Baluren Dairi dan Menyebar ke daerah Tanah Karo Lainnya.
§  Ginting  Aji Dibata (Jadi Bata)
Aji Dibata berarti Mantra dari Tuhan (Bahasa Karo, Aji = Mantra/Raja, Dibata = Tuhan).Merga Ginting Jadibata (Aji Dibata)  Ikut Mendirikan Desa Juhar Simbelang.Di Juhar terdapat Kesain Jadibata yaitu Kesain Sigeret Lembu (kesain terluas di Juhar).Desa Juhar sendiri menurut cerita terdiri dari 5 kesain utama, masing-masing kesain tersebut mempunyai Jambur.Kesain-kesain ini dibagi lagi menjadi bagian Rumah, seperti Rumah Berneh dan lainnya.Merga Ginting mempunyai 2 kesain yaitu Kesain Sigeret Lembu dan Kesain Rumah Tanduk.Karena Luasnya Desa Juhar,Saat ini Desa Juhar dibagi Menjadi 3 Bagian sesuai Merga Perintis Juhar.Kesain Jadibata termasuk Desa Juhar Ginting.Juhar Merupakan Desa Induk Urung Juhar di Kec.Juhar.Merga Ginting Jadibata juga Mendirikan kampung Kidupen (Sebagai Senina Kuta) dan Menyebar di Kuta-kuta Kec.Juhar.
§  Ginting Babo
Ginting Babo mendiami Kampung Guru Benua Kec.Munte (Sebagai Senina Kuta) kemudian Merga Ginting Babo mendirikan kampung  Suka Babo di Kec.Juhar (Simantek atau Senina Kuta),Kampung Munte Kec.Munte (sebagai Senina Kuta) dan Kuta Gerat Kec.Munte (Simantek atau Senina Kuta)Merga Ginting Babo juga terdapat di desa Guru Kinayan (panteken Sembiring Gurukinayan).Di desa Munte terdapat Kesain Babo.Rurun (Panggilan) Merga Ginting Babo adalah Gajut untuk Lelaki dan Merih untuk Beru Ginting Babo.

Kesembilan orang merga Ginting ini mempunyai seorang saudara perempuan bernama Bembem br Ginting, yang menurut legenda tenggelam ke dalam tanah ketika sedang menari di suatu daerah di desa Guru Benua. Bembem Br Ginting menari untuk melerai sembilan Saudaranya. Daerah tempat tenggelamnya Bembem Br Ginting ini kemudian disebut Tiga Bembem.Menurut cerita,Tiga Bembem ini dulunya digunakan sebagai Tiga lembu (tempat berjualan Lembu) oleh Masyarakat Guru Benua dan sekitarnya.

o    Ginting Tumangger
Menurut Cerita Lisan,Ginting Tumangger berasal dari daerah Pak-pak.Dari pak-pak menyebar ke daerah Tanah Karo.Di Tanah Karo merga Ginting Tumangger mendirikan Kuta Kidupen Kec.Juhar (Simantek Kuta) dan Kem-Kem Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta).Ginting Tumangger dari Kampung Kem-Kem mempunyai kemampuan mengobati dengan Menggunakan Ramuan Tradisional Karo yang dikenal dengan Thabib Kem-Kem.Dari Kedua kuta tadi,Merga Ginting Tumangger menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya.Rurun (Panggilan) untuk Merga Ginting Tumangger adalah Lajor dan Tega untuk beru Ginting Tumangger.
o    Ginting Sinusinga
Dari Kisah Ginting Manik, di ketahui bahwa Merga Ginting Sinu Singa berasal dari Merga Ginting Manik dari Desa Tongging.Sekitar 300 tahun yang lalu,Merga Ginting Manik dari Tongging ini membuka Lahan di Kec.Tiga Panah sekarang.Merga Ginting Manik ini dikenal  Sebagai Pemimpin yang sangat Gigih melawan penjajahan sehingga dijuluki “Singa“ oleh Rakyat yang mengikutinya.Dalam Melawan Penjajah Mereka hidup berpindah.Awalnya  Mereka menempati daerah yang bernama Buah Pulut,Kemudian berindah ke Kerangen Pa Nawari (Kerangen Desa Singa)  dan Akhirnya  Menetap dan mendirikan Kuta Singa sekarang.Kampung ini dinamai Singa karena Didirikan Oleh Merga Ginting Manik yang di Juluki “Singa” oleh Rakyat yang mengikutinya.Kemudian Merga Manik yang mendirikan Kampung Singa ini mendirikan/memakai Merga baru yaitu Sinu Singa,Hal ini bisa terjadi karena mereka telah Memantek Suatu Kampung yang baru dan memenuhi persyaratan untuk menjadi Merga Baru.Bila bertemu dengan Merga selain Ginting,mereka menyebut Merga mereka Ginting Sinu Singa, .Hal ini untuk memperjelas bahwa mereka adalah Merga Ginting yang Mendirikan kampung Singa (Sinu=yang Menempati, Singa= Kuta Singa).Namun jika bertemu dengan Merga Ginting,Mereka mengaku Manik Sinu Singa (Untuk memperjelas Silsilah Mereka).Dewasa ini mereka disebut Ginting Manik Sinu Singa.Merga Ginting Sinu Singa juga menyebar ke daerah Sekitar  Kec.Tiga Panah lainnya.(Informasi diperoleh dengan mengunjungi Desa Singa dan dari Wahidin Ginting-KaDes Singa,sekaligus Cucu Pa Nawari).
o    Ginting Jawak
Menurut cerita Ginting Jawak berasal dari Simalungun dan dari Informasi yang diperoleh  Merga  Ginting Jawak berasal dari perbatasan Tanah Karo dan Simalungun.Merga Ginting Jawak umumnya banyak terdapat di Rakut Besi   (Kec.Silima Kuta ) dan Merga Ginting Jawak Mendirikan Kampung Lau Perimbon (Kec.Tanah Pinem).Dari daerah ini,Ginting Jawak menyebar ke daerah Karo lainnya.
o    Ginting Capah
Ginting Capah berasal dari daerah Pak-Pak.Nenek Moyang Ginting Capah yang Ke Karo berasal dari Kalang,suatu kampung di daerah Pak-pak.Nenek Moyang Ginting Capah adalah Merga Capah  yang merupakan Merga Asli Suku Pak-pak.Merga Capah di Pakpak merupakan Saudara 1 Ayah 1 Ibu dengan Merga Kuda Diri,dimana Merga Kuda Diri mempunyai hubungan Khusus dengan Matangken (Sibayak Lau Lingga),selaku anak Pengulu Tinjo.Sedangkan Capah dalam suku karo berarti tempat makan besar terbuat dari kayu, atau piring tradisional Karo.Merga Ginting Capah di Tanah Karo mendirikan Kampung Bukit (Panteken Karo-karo).Di desa Bukit ini,Ginting Capah sebagai Anak Beru atau Kalimbubu Kuta. Dari daerah ini,Ginting Capah menyebar ke daerah Karo lainnya.
o    Ginting Tampune
Dari Cerita mengenai Ginting Munte,diketahui bahwa Merga Ginting Tampune adalah Pecahan Merga Ginting Munte di desa Kuala kec.Tiga Binanga.Dari Cerita ini disebutkan Ketika Ekspedisi membuka Lahan baru di lanjutkan ke Arah Urung Kuta Bangun Kec.Tiga Binanga, Sebagian Merga Ginting Munte ikut Mendirikan kampung Kuala (panteken  Perangin-angin Sebayang) dan Menjadi Anak Beru Kuta Kuala.Merga Ginting ini kemudian memakai Merga Baru,Yaitu Ginting Tampune.Merga Ginting Tampune juga ikut mendirikan Kuta Tiga Binanga  (Panteken Sebayang) sebagai Anak Beru Kuta.Dewasa ini Ginting Tampune menyebar ke daerah sekitar Kuala dan Tiga Binanga.

Demikian Informasi dan Cerita yang diperoleh, jika ada fakta terbaru, informasinya akan diupdate. Mejuah-Juah, Merdeka..
Disunting pada tanggal 16 November 2021. Bujur..

Selasa, 27 Agustus 2013

ULASAN  SINGKAT  PROSES  PEMBENTUKAN  KUTA  (DESA) DAN  PEMERINTAHANNYA DALAM  SUKU  KARO

Hipotesis Oleh  M.IRWANSYAH  GINTING  MANIK



Kuta atau Kampung atau Desa dalam Masyarakat Karo merupakan Gabungan dari beberapa Kesain yang didirikan oleh Merga Utama (Simantek Kuta),Saudara Merga Utama (Senina Kuta),Merga pendukung yang bertugas (Anak Beru Kuta) dan Merga Pendukung yang di Tua kan (Kalimbubu Kuta).Simantek Kuta Dan Senina Simantek Kuta disebut Juga Bangsa Taneh (Empunya Wilayah Dan Pemerintahan Kuta/Desa).Kesain adalah bagian dari Kuta yang terdiri dari Komplek / kumpulan Rumah Adat yang didirikan oleh Merga Tertentu yang di izinkan oleh Pemerintahan Adat Kuta/Desa yaitu atas se izin Simantek Kuta,Senina Kuta,Anak Beru Kuta dan Kalimbubu Kuta.Kesain-kesain inilah yang membentuk Kuta/Kampung/Desa dalam Mayarakat Suku Karo, yang umumnya berdomisili di Tanah Karo,provinsi Sumatera Utara.Kesain sendiri Terdiri dari Pengulu Kesain(Merga Utama Simantek Kesain),Biak Senina Kesain Simantek Kuta (Saudara Satu Merga Simantek Kesain),Anak Beru Kesain Dan Kalimbubu Kesain.Setiap komponen Pembentuk Kesain sangat Berpengaruh dalam Menetukan Pemerintahan dan Kondisi Kesain. Merga Utama dan Senina Kuta (Saudara Merga Utama) Adalah bersenina (bersaudara) dalam hal ini satu Klan Merga dalam suku karo.Merga-merga dalam suku karo sendiri terdiri dari 5 Merga Induk,yaitu : GINTING,KARO-KARO,PERANGIN-ANGIN,SEMBIRING,dan TARIGAN.

Tingkatan Dalam Pembentukan Wilayah Dan Pemerintahan nya dalam Suku Karo :

Membentuk Barung (Tempat Bertani dengan membuka Hutan atau area yg belum ada pemiliknya) kemudian Terbentuk Kumpulan Barung-barung dari Simantek Kuta dan adanya Barung untuk Senina ,Anak Beru  dan Kalimbubu. Dari Kumpulan Barung Tersebut (Anak Beru dan Kalimbubu Barung Tidak Mesti Karena Ada Hubungan Perkawinan,Tapi jika dari Hubungan Perkawinan,maka Posisi Anak Beru dan Kalimbubu Barung akan Memperkuat Dukungan Pemerintahan Kepada Simantek Barung dan Senina nya).Di wilayah Kumpulan Barung tadi harus ada Minimal satu Rumah Adat Karo (baik rumah adat Si empat Jabu atau Siwaluh Jabu untuk Tempat Tinggal Kelompok Simantek yang 4 tadi. Senina,Anak Beru,Kalimbubu biasa nya Diajak Oleh Simantek Kuta dalam membangun suatu permukiman,Bisa juga karena kebetulan membuka areal Hutan yang sama dan Berdekatan dengan Barung Merga Simantek.Kemudian Rumah Adat bertambah Jumlah nya sehingga Membentuk Komplek Rumah Adat dan Barung nya.Selain ketiga kelompok (Senina, Anak Beru, Kalimbubu) dan Simantek Kuta yang mendiami kuata tersebut, lama kelamaan datanglah beberapa sekelompok penghuni baru yang mendiami areal tersebut, dimana selain kempat kelompok ( Senina, Anak Beru, Kalimbubu dan Simantek Kuta) ini dapat dibagi dua kelompok, yang pertama disebut dengan kelompok Ginemgem yaitu kelompok yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan kelompok Simantek Kuta dengan cara melakukan pernikahan dengan keturunan kelompok Simantek Kuta. Kelompok Ginemgem sendiri dapat melakukan perkerjaan dengan cara berkerja pada kelompok Simantek Kuta tanpa dikenakan suatu pungutan Biaya, sedangkan kelompok yang kedua adalah Rakyat derip yaitu sekelompok penghuni kuta yang tak mempunyai hubungan dengan Simantek Kuta, dalam hal ini kelompok Rakyat Derip dapat membuka lahan pertanian, tetapi mereka harus membayar sewa tanah kepada kelompok Simantek Kuta. Senina,Anak Beru dan Kalimbubu merupakan "Rakut Sitelu" atau 3 ikatan kekeluargaan Wajib dalam suku karo dan merupakan bagian Penting dari Adat Karo,Sehingga Peran Rakut Sitelu bagi Merga Simantek Sangatlah Penting.Barung Untuk Senina,Anak Beru,Kalimbubu bisa didapat dari Usaha Membuka Lahan  atau Diberikan Oleh Simantek  (Perintis Awal Wilayah). Anak Beru dalam Pembentukan Kuta disebut juga Anak Beru Singian Rudang dan Kalimbubu ini disebut juga Kalimbubu "Simajek Lulang".Kemudian dari Kumpulan Barung-barung dan Rumah Adat yang sudah Ada 4 Komposisi tadi,dengan Permusyawarahan dan Kesepakatan,dibentuklah Kesain Utama Atau Kesain Tunggal di wilayah tersebut,Kemudian Diadakan Musyawarah dan Acara Adat oleh Merga Simantek Untuk Membangun Suatu Kuta atau Desa, Sehingga Kesain Utama dan Wilayah pertanian serta Areal pendukung Permukiman Lainnya menjadi sebuah Kuta atau Desa.Seiring Dengan Perkembangan Jumlah Penduduk dan Areal Pertanian,maka dalam Suatu Kuta bisa terbentuk lagi Beberapa Kesain baik Kesain Yang Didirikan Oleh Simantek Kuta atau Rakut Sitelu Simantek Kuta Sehingga Desa Berkembang Menjadi Lebih Besar dan Kompleks.Kumpulan Kesain Tadi Bisa membentuk Kuta atau Perkampungan Baru Atas Dasar Kesepakatan dan Musyawarah serta Kondisi Oleh Kelompok Simantek Kuta dan Rakut Sitelunya. Kuta-kuta Yang Kebanyakan Didirikan Oleh 1 Merga Simantek Kuta dan Kuta yang didirikan oleh Rakut Sitelu nya  membentuk Ikatan dan Pemerintahan Yang Lebih Besar baik dari segi Wilayah dan Hukum Pemerintahan Adat  Disebut URUNG.Kumpulan Beberapa URUNG kemudian Membentuk Kerajaan atau Kesebayaken.Banyak Proses dan Usaha yang harus Dilalui dalam Membentuk Barung,kesain,Kuta,Urung dan Kesebayaken sehingga Posisi Pengulu atau  Merga Simantek baik itu simantek  Kesain,Kuta maupun Urung sangat Dihargai dalam Masyarakat Karo. 

Jadi Untuk Mendirikan Kuta/Manteki Kuta harus Ada 2 cabang dari 1 merga yang sama,misalnya dari klan Merga Ginting, Simantek Kuta/yang Mendirikan Kuta adalah Ginting Manik (Merga utama Ginting,cabang nya Manik) dan Senina Kuta nya adalah Ginting Munthe (merga utama Ginting,cabang nya Munthe).Kemudian 2 Merga ini harus mempunyai Anak Beru Kuta dan Kalimbubu Kuta untuk mendukung Pemerintahan Kuta/Desa dimana Anak Beru Kuta dan Kalimbubu Kuta HARUSLAH berlainan Merga Induk dan cabang nya dari ke dua merga Pendiri Kuta tadi.Dari contoh yang di atas tadi Kalau Simantek Kuta Ginting Manik dengan Senina Kuta nya Adalah Ginting Munthe,Maka anak beru Kuta nya bisa dari klan Merga Karo-karo Sinulingga misalnya dan Kalimbubu Kuta nya dari klan Merga Perangin-angin Bangun misalnya.Kumpulan dari Kuta-kuta yang Merga Utama nya sama atau kebanyakan kuta dipantek oleh 1 merga utama disebut Urung (kesatuan Kuta-kuta yang mendirikannya adalah 1 Merga Utama,kalau di konversikan dengan zaman sekarang adalah kurang lebih setingkat kecamatan).Dalam Membentuk Urung, Anak Beru Kuta atau Kalimbubu Kuta di setiap Desa Boleh Tidak Sama,mungkin atas dasar keberagaman dan Kekuatan Pengaruh jika Merga-Merga Yang mendukung semakin banyak.Pimpinan Urung disebut Raja Urung atau Perbapan Urung.

Dari Merga-merga Utama inilah terbentuk suatu Kuta dan posisinya dalam Pemerintahan Kuta selalu dihargai.Dalam hal manteki atau membangun suatu Kuta, Anak Beru Kuta tidaklah harus Kelompok Merga yang Mengambil istri dari Merga Utama (Simantek Kuta) dan juga Kalimbubu Kuta tidaklah harus karena Merga Utama Mengambil istri dari Merga Kalimbubu Kuta karena Sistem Pemerintahan Kuta terbentuk atas kesepakatan,perjanjian dan kondisi pada waktu Membangun suatu Perkampungan.

Senin, 26 Agustus 2013

SIMBOL WARNA DALAM MERGA SILIMA SUKU KARO


Di bagian bawah dinding Rumah Adat Karo,terdapat ukiran motif berbentuk bunga dan lainnya.Motif tersebut memiliki 5 warna utama.Dimana setiap ukiran bunga berkait melambangkan keakraban antara lima Suku Karo yang saling bersaudara. Warna merah adalah simbol  Milik Merga Ginting. Hitam milik Merga Sembiring,Putih menyimbolkan Suku Perangin-Angin, Tarigan dengan warna biru, dan Kuning keemasan simbol untuk Suku Karo-Karo.Hal ini dituturkan oleh Bapak Manik Ginting,warga desa budaya Lingga kecamatan simpang empat Kabupaten Karo sewaktu menjelaskan makna Bagian Rumah Adat Karo kepada pengunjung desa budaya Lingga. Info nya bisa dilihat di   ( http://www.acehkita.com/berita/lingga-dinasti-yang-terlupakan/ ).

Hal tersebut melambangkan Kerukunan dan Komposisi Masyarakat Suku Karo yang terdiri dari 5 Merga yang disebut dengan Merga Silima.Pada motif dan warna beberapa pakaian adat suku karo seperti Uis Gara dan Beka Buluh Juga terdapat 5 warna yang mewakili 5 Merga tadi,yang melambangkan keakraban dan kehormatan Ke lima Merga Induk Suku Karo dalam konteks Adat maupun Kehidupan Sehari-hari.

Kearifan Lokal dan Budaya yang dirintis oleh para leluhur Suku Karo memang banyak memberikan kontribusi dalam membina kehidupan Masyarakat dan Pemerintahan Adat dalam Suku Karo Sehingga Menjaga Persatuan sesama Suku Karo dan masyarakat Lainnya sudah sewajibnya kita Selaku Generasi Penerus Suku Karo untuk melaksanakannya.

M.Irwansyah Ginting Manik 

Bujur ras  Mejuah-juah..

Minggu, 21 Juli 2013

*Informasi ini diupdate di Bulan Agustus 2020, review ketiga pada tanggal 10 April 2021. Merdeka..!
KUTA-KUTA  PANTEKEN  GINTING MANIK  MERGANA
Kuta atau Kampung atau Desa dalam Masyarakat Karo merupakan daerah yang terdiri dari 1 Kesain atau lebih yang didirikan oleh Merga / Clan Utama (Simantek Kuta), Saudara Merga Utama (Senina Kuta), Pihak yang beristeri atau beribukan saudara perempuan dari Simantek Kuta (Anak Beru Kuta) dan Pihak yang  saudara perempuannya adalah Isteri atau Ibu dari Simantek Kuta (Kalimbubu Kuta). Kesain adalah bagian dari Kuta yang terdiri dari Komplek / kumpulan Rumah Adat yang didirikan oleh Merga Tertentu yang di izinkan oleh Pemimpin Pemerintahan Adat Kuta / Desa yaitu atas se izin Simantek Kuta. Kesain-kesain inilah yang membentuk Kuta/Kampung/Desa dalam Mayarakat Suku Karo, yang umumnya berdomisili di Tanah Karo, provinsi Sumatera Utara. Simantek Kuta (Merga Utama) dan Senina Kuta (Saudara Merga Utama) Adalah berhubungan Senina (bersaudara dalam 1 Clan / Marga) dalam hal ini satu Klan Merga dalam suku karo.Merga-merga dalam suku karo sendiri terdiri dari 5 Merga Induk,yaitu : GINTING,KARO-KARO,PERANGIN-ANGIN,SEMBIRING,dan TARIGAN.
Jadi Untuk Mendirikan Kuta/Manteki Kuta harus Ada 2 Sub - Merga  dari 1 Merga / Clan yang sama, misalnya dari klan Merga Ginting, Simantek Kuta/yang Mendirikan Kuta adalah Ginting Manik (Merga utama Ginting,cabang nya Manik) dan Senina Kuta nya adalah Ginting Munthe (merga utama Ginting,cabang nya Munthe).Kemudian Simantek Kuta ini harus mempunyai Anak Beru Kuta dan Kalimbubu Kuta untuk mendukung Pemerintahan Kuta/Desa dimana Anak Beru Kuta dan Kalimbubu Kuta Haruslah berlainan Merga Induk dan cabang nya dari ke dua merga Pendiri Kuta tadi. Dari contoh di atas, jika Simantek Kuta Ginting Manik dengan Senina Kuta nya Adalah Ginting Munthe, Maka anak beru Kuta nya bisa dari Merga Tarigan Silangit atau Karo-Karo Purba misalnya dan Kalimbubu Kuta nya dari Merga Karo-Karo Sinulingga atau Tarigan Girsang  misalnya. Kumpulan dari Kuta-kuta yang Merga Utama nya sama atau kebanyakan kuta dipantek oleh 1 merga utama disebut Urung (kesatuan Kuta-kuta yang mendirikannya adalah 1 Merga Utama, jika  di konversikan dengan zaman sekarang adalah kurang lebih setingkat kecamatan).Dalam Membentuk Urung, Anak Beru Kuta atau Kalimbubu Kuta di setiap Desa lebih baik Tidak Sama,hal ini atas dasar keberagaman dan Kekuatan Pengaruh jika Merga-Merga Yang mendukung semakin banyak.Pimpinan Urung disebut Raja Urung atau Perbapan Urung.
Dari Merga-merga Utama inilah terbentuk suatu Kuta dan posisinya dalam Masyarakat dan Pemerintahan Kuta selalu dihargai.Dalam hal manteki atau membangun suatu Kuta,sepantasnya Anak Beru Kuta  haruslah dari Kelompok Merga yang Mengambil istri dari Merga Utama (Simantek Kuta). Begitu juga Kalimbubu Kuta, karena Simantek Kuta Mengambil istri dari saudara perempuan Kalimbubu Kuta. Sistem Pemerintahan Kuta terbentuk atas kesepakatan,perjanjian dan kondisi pada waktu Membangun suatu Perkampungan,tentu dengan diperkuat dengan ikatan pernikahan akan menguatkan persatuan antara ke 4 merga utama.
Nah sekarang Kita Lanjutkan sesuai Judul Utama Bacaan ini yaitu Kuta-kuta Panteken GINTING  MANIK  MERGANA. Masih banyak Informasi dan Data yang perlu terus dikumpulkan agar Informasi mengenai Kuta-Kuta & Kesain Panteken Ginting Manik Mergana semakin lengkap. Berikut ini daftar Kuta-kuta & Kesain Panteken GINTING MANIK sesuai tradisi dan informasi yang saya Ketahui ;
1. URUNG SIPITU KUTA TENGGING / TONGGING & SEKITARNYA
Zaman dahulu, desa Tongging adalah pusat Kerajaan Urung Sipitu Kuta Tongging. Ginting Manik merupakan pengulu Kesain Manik Tongging, yang terletak di dataran atas desa Tongging. Manik Tengging di Urung Sipitu Kuta Tengging disebut Manik Uruk. Tongging merupakan daerah strategis yang berhubungan dengan Urung Silima Kuta (Merga Girsang) dan Urung Sitelu Kuta / Huta (Silalahi). Ginting Munthe dan Ginting Manik sebagai Merga Utama Si Manteki Kuta ras Urung, yaitu Munthe sebagai Raja Urung, dan Manik sebagai Senina Urung Sipitu Kuta Tengging. Hal ini juga terjadi di Urung Sipitu Kuta Ajinembah, dimana Ginting Munthe sebagai Raja Urung, Ginting Manik sebagai Senina Urung. Di Desa Tongging, selain Kesain Manik, ada juga Kesain Munthe. Munthe pengulu di Kesain Tengah dan Jahean Tongging. Selain Tongging, ada beberapa desa yang dulunya tergabung ke dalam Urung Sipitu Kuta Tengging, beberapa diantaranya yaitu Pengambaten, Negeri Tongging, Sibolangit, Sikodon-kodon, Garingging, Pancur Batu, Situnggaling dan lainnya. Manik Tengging juga terdapat di Desa Sikodon-kodon (sebagai anak beru Kuta), Sibolangit (Senina Kuta), Pancur Batu dan lainnya. Manik Tengging selaku Senina Urung pernah menjabat sebagai Raja Urung Sipitu Kuta Tengging, dimana isterinya adalah Beru Girsang dari Urung Silima Kuta. Hal menarik lainnya adalah, Manik Tengging juga menyebar di Urung Silima Kuta yang kemungkinan besar sebagai Anak Beru Urung.  Hubungan Raja Urung Silima Kuta bermerga Girsang, Kalimbubu Urung Merga Munthe dan Anak Beru Urung Manik Tengging sangat jelas ada hubungan nya dengan Kerajaan Urung Sipitu Kuta Tengging. Manik Tengging tersebar di Urung Silima Kuta seperti di Desa Nagasaribu (Anak Beru Kuta), dan juga terdapat sebagai anak beru di desa dan Dusun Urung Silima Kuta lainnya seperti Rakut Besi, Bage - Ujung Seribu, Baluhut - Ujung Meriah, Mardinding, Binangara, Haranggaol, Sihalpe dan desa lainnya di Kecamatan Silima Kuta dan Kecamatan Pematang Silima Kuta, Kabupaten Simalungun.
Zaman Sekarang saat NKRI sudah terbentuk Urung Tongging sempat digabungkan menjadi Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, dan kemudian dimekarkan menjadi Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Sipitu Kuta Tongging digabung dengan sebagian Kuta Urung Ajinembah Panteken Ginting Munthe menjadi Kecamatan Merek, kabupaten Karo yang terdiri dari 19 Desa.

2. MANIK / MANUK  MULIA & URUNG SIPITU KUTA AJINEMBAH LAINNYA
Kuta atau Desa Manuk Mulia terletak di kecamatan Tiga Panah,Kabupaten Karo. Desa tersebut dulunya bernama Manik Mulia (hal ini masih jelas terlihat di peta zaman belanda).  Manik Mulia adalah salah satu Kuta / Desa yang berada dalam kesatuan Kerajaan Urung Ajinembah. Ginting Manik Pulu (Pengulu) Manik Mulia merupakan Senina Urung Ajinembah (Ginting Munthe) dan sampai dengan saat ini tradisi perseninan ini masih diakui oleh masyarakat Urung Ajinembah.  Desa Manik / Manuk Mulia bertetangga dengan desa Ajinembah yang dulunya merupakan pusat kerajaan urung Sipitu Kuta Ajinembah. Anak Beru Kuta Manik Mulia adalah Tarigan Silangit,  Senina Kuta adalah Ginting dari Tongging dan Kalimbubu Kuta Karo-Karo Barus. Keturunan Ginting Manik Pengulu Manik Mulia kemudian menyebar ke beberapa daerah di Taneh Karo, diantaranya menjadi Pengulu Kesain Rumah Jahe di Desa Kutambaru Kecamatan Munte, Kabupaten Karo dan menyebar di Kerajaan Urung Sipitu Kuta Barusjahe panteken Karo-Karo Barus. Sejarah pergantian nama desa Manik Mulia menjadi Manuk Mulia berawal dari masa penjajahan belanda, dimana terjadi perang Rakyat Karo Melawan Belanda. Saat itu, penduduk Desa Manik Mulia mengatur Strategi bersama dengan masyarakat desa lainnya dan mengungsi dari perkampungan Manik Mulia. Sekembalinya penduduk Manik Mulia dari pengungsian, didapatilah banyak sekali ayam (Manuk) dan berkembang melebihi jumlah yang ada sebelum pengungsian di desa tersebut. Hal tersebut menimbulkan keanehan karena ayam (Manuk) bisa berkembang begitu banyak padahal tidak ada yang memberi makan ayam mereka saat pengungsian. Atas Hal tersebut kemudian nama Desa berubah Menjadi Desa Manuk Mulia. Ginting Manik di Urung Sipitu Kuta Ajinembah juga terdapat di Desa Lau Riman (Senina Kuta), Desa Mulia Rakyat dan beberapa desa lainnya. Desa Manuk Mulia ditinjau dari Peta, jika ditarik garis lurus, maka kelihatan tidak begitu jauh  dari Desa Singa di kecamatan Tiga Panah.

3. SINGA DAN SEKITARNYA
Desa Singa yang Terletak di Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Kemungkinan Besar dulunya Bergabung Dengan Urung Ajinembah. Namun di saat masa Kolonial Belanda, Desa Singa tidak berada dibawah Urung Manapun dan berdiri sendiri sebagai Kuta. Pimpinan desa Singa disebut juga Sibayak Singa oleh masyarakat sekitar adalah Pengulu Kampung Singa dan sekitarnya. Ginting Manik Pulu Singa disebut Juga Manik Sinusinga dan berkembang menjadi Ginting  Sinusinga. Pendiri Desa Singa menurut penuturan Keturunan Pengulu Singa adalah Pa Nawari Ginting Manik yang berasal dari Urung Sipitu Kuta Tongging. Leluhur Ginting Manik Sinusinga Adalah Merga Ginting Manik dari Urung/Kuta Tongging (kecamatan Merek, Kabupaten Karo) yang Naik Ke Hulu dataran Tinggi Tanah Karo dan mendirikan Kampung Singa. Nama Desa Singa Diambil dari Sifat Pengulu Kuta Singa tersebut yang Gigih dan berani melawan musuh.  Jadi secara Biologis, Ginting Sinusinga adalah Ber Hubungan Darah (Sembuyak) dengan Ginting Manik umumnya. Namun Ginting Sinusinga juga bisa berhubungan Senina dengan Ginting Manik lainnya. Hal ini dikarenakan perbedaan Urung yang dibentuk. Sebagai penjelasan langsung adalah sebagai berikut.  Di Desa Singa terdapat dua Kesain Utama yaitu Kesain Simbelang dan Kesain Durin. Di masing-masing kesain ini terdapat 2 Jambur. Kesain terluas adalah Kesain Simbelang. Pengulu Kesain Simbelang disebut Ginting Manik Sinusinga sedangkan Pengulu di Kesain Durin adalah Ginting Manik yang kemungkinan besar berasal dari Urung Sipitu Kuta Ajinembah yaitu Desa Manik / Manuk Mulia. Anak Beru Kuta Singa adalah Merga Karo-Karo urba dan Karo Sekali. Secara Geopolitik kita bisa lihat hubungan Singa dengan Urung Sipitu Kuta Ajinembah. Tidak Jauh dari desa Singa terdapat Desa Manuk Mulia (Manik Mulia) yang Juga Panteken Ginting Manik Mergana. Diantara Ke 2 Desa ini adalah Desa Kubu Simbelang (Panteken Merga Ginting Munte) yang berada di sebelah barat desa Singa dan Desa Suka Dame (Panteken Ginting Suka) yang berada di sebelah Timur Desa Singa. Bertetangga di sebelah  Selatan ada Desa Kuta Mbelin (Belum diketahui secara pasti Pendiri Kampung tersebut, namun terdapat merga Ginting Manik di desa Kuta Mbelin) dan Kacinambun. Kacinambun merupakan Kuta panteken Perangin-angin Kacinambun dimana mereka adalah Anak Beru Urung Sipitu Kuta Ajinembah. Uniknya lagi, di Desa Kacinambun ini  terdapat Merga Ginting Manik selaku anak beru Kuta Kacinambun. Perangin-angin Kacinambun dan Ginting Manik di desa Kacinambun ini berasal  dari Desa yang sama di Urung Sipitu Kuta Tengging yaitu Desa Sikodon-kodon. Terlihat hubungan Anak Beru dan Kalimbubu antara Ginting Manik dan Perangin-angin Kacinambun (Menjerang) tetap dijalankan setidaknya dari Sikodon-kodon ada yang menyebar ke Kacinambun dan ada juga yang menyebar ke Juhar Perangin-angin serta desa Sigenderang Kecamatan Juhar.  Sedangkan berbatasan di sebelah Utara adalah Kabanjahe (Panteken Karo-Karo Purba) dan Urung Sitelu Kuru Lingga (panteken Karo-Karo Sinulingga). Di Kabanjahe terdapat Pasar (Pajak) yang terkenal dari dahulu yang disebut Pajak Singa. Disebut Pajak Singa karena didirikan dan dikendalikan oleh warga Desa Singa. Hal ini sangat masuk akal mengingat Desa Singa adalah Kalimbubu merga Karo-Karo Purba Kabanjahe dan di desa Singa sendiri terdapat Karo-Karo Purba selaku anak Beru Kuta Singa. Sisi Utara lainnya merupakan Urung Sitelu Kuru panteken Karo-Karo Sinulingga yang merupakan Kalimbubu dari Ginting Manik  keturunan Manik Tengging. Kalau tidak salah di perjuman (perladangan) Lingga terdapat perjuman yang disebut Juma Raja Singa, hal tersebut tentu ada kaitannya dengan Pengulu Kuta Singa. Ginting Manik Pulu Singa dan Ginting Manik Pulu Kesain Rumah Manik di Lingga adalah bersembuyak yaitu berasal dari Kesain Manik Tengging. Berdasarkan Informasi yang diperoleh, Salah Satu keturunan Ginting Manik Pulu Singa menyebar ke Urung Sienem Kuta Sukanalu Teran di Kecamatan Barusjahe (panteken Karo-Karo Sitepu) dan menjadi anak beru Kuta Sukanalu bersama dengan Merga Tarigan. Keturunan Ginting Manik Sinusinga lainnya menyebar ke Daerah Sukanalu Naman (dibawah kaki Gunung Sinabung). Hubungan unik tersebut menguatkan Desa Singa sampai sekarang. Menurut informasi Merga Ginting Manik Pulu Manuk Mulia, bahwa Merga Ginting Manik yang ada di Singa, Manuk Mulia, Talinkuta (Sukamaju), Kacinambun, Bunuraya di Kecamatan Tigapanah dan Ginting Manik yang ada di  Kaban Tua, Kuta Gerat, Kutambaru, Gunung Saribu di Kecamatan Munte serta Ginting Manik yang ada di Lau Lingga dan Pernantin di Kecamatan Juhar adalah masih sedarah yaitu sama-sama Ginting Manik dari Urung Ajinembah dengan Induk Perbapan Manuk Mulia (Manik Mulia). Maka Tak heran, Merga Ginting Manik di daerah-daerah ini masih saling mengenal silsilah dan masih saling mengundang jika ada pesta atau hajatan besar di Keluarganya.

4. BUNGA MBARU / BUNGA BARU
Kuta atau Desa Bunga Mbaru  terletak di Kecamatan Tiga Binanga,Kabupaten Karo.
Desa Bunga Baru adalah Kuta / Desa yang didirikan Oleh Merga Ginting Manik. Berdasarkan analisa data yang ada, Ginting Manik Pulu Bunga Baru kemungkinan besar adalah Ginting Manik dari Bintang Meriah yang juga merupakan keturunan langsung Ginting Manik dari Kesain Manik di Lingga. Menurut informasi yang ada, Pendirian Desa Bunga Baru sangat erat kaitannya dengan Posisi Ginting Manik selaku anak Beru Kuta Bintang Meriah dan Taneh Singga Manik yang pertama sekali dibuka oleh merga Ginting Manik. Terkisah setelah berhasil mendirikan kampung Bintang Meriah, Merga Sinulingga (Pengulu Kuta Bintang Meriah) dan Ginting Manik selaku Anak Beru Kuta Bintang Meriah melakukan ekspansi wilayah ke sekitar Wilayah Bintang Meriah. Desa Bunga Baru bertetangga langsung di sebelah Barat Laut dengan Desa Perbesi yang merupakan puang kalimbubu dari Ginting Manik Bintang Meriah. Sedangkan desa Bintang Meriah berada di Sebelah Utara desa Bunga Baru. Di sisi Timur Berbatasan dengan Taneh Singga Manik yang nantinya ditempati oleh Sinuraya dan Beru Ginting Manik. Disebut Singga Manik karena merupakan daerah persinggahan Ginting Manik dari Urung Sipitu Tengging dan Ajinembah sebelum berjalan ke arah Urung Kuta Bangun, Batukarang, Langkat, dan daerah Alas begitu juga sebaliknya. Singga Manik merupakan wilayah Ginting Manik yang berada di Urung Munte yang merupakan satu kesatuan dengan daerah Pase (Wilayah Merga Ginting Pase, di dekat sarinembah sekarang)  dan Desa Munte (Wilayah Ginting Munte). Karena merupakan daerah persinggahan Ginting Manik, maka tidak banyak Keluarga Ginting Manik yang menetap didaerah tersebut. Singkat cerita datanglah Merga Karo-Karo Sinuraya dari Desa Bunuraya ke Singga Manik. Merga Sinuraya tersebut kemudian menikah dengan Beru Ginting Manik dan keturunannya berkembang didaerah Singgamanik tersebut. Lama kelamaan keturunan Sinuraya dari Beru Ginting Manik tersebut berkembang kemudian mendirikan Kesain dan perkampungan yang disebut Singgamanik saat ini. Walaupun identik dengan Kuta Panteken Sinuraya, namun sejatinya Singga Manik adalah Tanah Merga Ginting Manik sehingga nama kampung nya sampai sekarang disebut Singga Manik. Hal ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada Kalimbubu Taneh mereka yaitu Ginting Manik. Singkat cerita beberapa Ginting Manik keturunan anak beru Kuta Bintang Meriah mendirikan perkampungan dan perladangan di daerah perbatasan Bintang Meriah, Perbesi dan Singga Manik tersebut. Daerah tersebut merupakan daerah yang subur dan mempunyai potensi persawahan yang baik, Daerah tersebut kemudian dinamakan Bunga Baru. Merga Ginting Manik dari Bintang Meriah yang mengetahui Taneh Singga Manik adalah Taneh Persinggahen Leluhurnya kemudian membuka perladangan sampai perbatasan Desa Singga Manik sekarang, sempat terjadi perselisihan dengan warga desa Singgamanik namun dapat diselesaikan secara adat karena masih ada benang Merah dari silsilah Ginting Manik (sepertinya berhubungan dengan cerita peperangan Desa Singga Manik dengan Bintang Meriah). Alhasil Merga Ginting Manik mendirikan Desa Bunga Baru di daerah tersebut. Desa Bunga Baru merupakan desa dengan persawahan dan perladangan yang subur yang luasnya cukup luas yaitu seluas 10 KM2 (lebih luas dari Bintang Meriah = 7,83 KM2 dan Singgamanik = 8,1 KM2). Simantek Kuta Bunga Baru adalah Merga Ginting Manik, Kalimbubu Kuta Karo-Karo Sinulingga, sedangkan Anak Beru Kuta belum diketahui pasti apakah Tarigan Sibero dan Karo-Karo Kaban (perlu konfirmasi lebih lanjut). Secara Administrasi wilayah,  desa Bunga Baru saat ini berada di Kecamatan Tigabinga, Kabupaten Karo.

5. SIMOLAP, KUTA GAJAH (Kecamatan Kutambaru Langkat) dan Sekitarnya
Pengulu Kuta Gajah Kecamatan Kutambaru Marike Langkat adalah Merga Ginting Manik keturunan Tandel Masara Ginting Manik yang merupakan Panglima Kerajaan Urung Bahorok (Panteken Perangin-angin Sukatendel). Dari Bahorok keturunan Tandel Masara kemudian mendirikan Desa Kuta Gajah. Kuta Gajah terdiri dari beberapa Kesain / Dusun yaitu Dusun Simolap dan Kuta Rih. Kalimbubu Kuta Gajah adalah Merga Perangin-angin Sukatendel. Dan di kampung tersebut terdapat Merga Merga Sembiring Kembaren. Ginting Manik bersama kalimbubunya merga Perangin-angin juga ikut mendirikan Kampung Kaperas, Kecamatan Kutambaru, Kabupaten Langkat. Kesain Ginting Manik di Desa Kaperas ini adalah Dusun Samir.
6. TINEMBOK, DESA SULKAM (Kecamatan Kutambaru Langkat) dan Sekitarnya
Pengulu Kuta Sulkam Kecamatan Kutambaru Marike Langkat adalah masih Ginting Manik keturunan Tandel Masara yang merupakan Panglima Kerajaan Urung Bahorok. Setelah mendirikan Kuta Gajah, merga Ginting Manik mendirikan Desa Sulkam yang mempunyai beberapa kesain / dusun diantaranya dusun Tinembok dan Dusun lainnya. Desa Sulkam bersebelahan dengan Desa Kuta Gajah dan Kaperas.

7. KUTA BELKIH, Desa Aidin Tengah Kecamatan Salapian Kab. Langkat.
Kuta Belkih merupakan suatu Kuta yang didirikan oleh Merga Ginting Manik, yang secara administratif masuk ke wilayah desa Aidin Tengah Kecamatan Kutambaru Langkat. Kuta Belkih didirikan oleh Ginting Manik dengan Senina Kuta adalah Ginting Munte. Sedangkan Desa Aidin Tengah sendiri didirikan oleh Merga Ginting Munte dengan senina Kuta Ginting Manik, bagian dari Desa Aidin Tengah tersebut ada beberapa Kuta yang dikategorikan Dusun salah satunya adalah Kuta Belkih. Desa Aidin Tengah adalah desa yang cukup luas terdiri dari 7 dusun dengan total luas wilayah 17,89 Km2 atau 1.789 Hektar. Hubungan perseninan atau Sigameten antara Ginting Manik dan Ginting Munte juga terjadi di wilayah Langkat Hulu.

8. DURIN TONGGAL, KECAMATAN KUTAMBARU MARIKE dan daerah Langkat lainnya
Durin Tonggal  merupakan Kesain / Dusun yang terletak di Desa Kutambaru Marike, Kecamatan Kutambaru, Kabupaten Langkat. Informasi Ini diperoleh langsung dari Keturunan Simantek Kuta Durin Tonggal yang mempunyai usaha elektronik di Jakarta. Ginting Manik bersama merga Karo-Karo Sitepu dan Perangin-angin mendirikan Desa Kutambaru Marike tersebut. Selain di Durin Tonggal, Ginting Manik Mergana juga tersebar di desa Kuta Belkih Desa Aidin Tengah Kecamatan Salapian dan daerah lainnya di langkat.

9. CIMBANG, KECAMATAN PAYUNG, KABUPATEN KARO.
Desa Cimbang yang berada di Kecamatan Payung, Kabupaten Karo merupakan Kuta Panteken (Desa yang didirikan) oleh Merga Ginting Manik. Desa tersebut berbatasan dengan Desa Rimokayu, Batukarang di sebelah barat, Desa Payung di sebelah utara, Desa Ujung Payung 
dan Beganding di sebelah Timur serta Desa Kinepen Kecamatan Munte di sebelah selatan. Desa Cimbang merupakan salah satu desa yang mempunyai potensi Tanaman Kopi dan Hortikulura cukup baik di Kabupaten Karo. Simantek Kuta Cimbang adalah Ginting Manik Mergana dengan Senina Kuta merga Ginting Suka dan Ginting Munte, Kalimbubu Kuta adalah Sitepu Jambur Tanduk dari Desa Beganding dan Sembiring Kembaren sedangkan Anak Beru Kuta adalah Sitepu Rumah Gugung Beganding. Desa Cimbang berdekatan dengan Desa Ujung Payung yang merupakan Desa Panteken Sitepu Jambur Tanduk Beganding. Menurut keterangan Cucu Langsung Pendiri Kuta Cimbang, Merga Ginting Manik Pengulu Kuta Cimbang berasal dari Tengging, dan bertutur senina dengan Manik yang ada di Desa Singa dan Lingga.
10. TANJUNG BERINGIN, dan Desa lainnya di sekitar KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG.
Desa Tanjung Beringin di Kecamatan Sibolangit ini merupakan desa yang didirikan oleh Merga Ginting Manik. Desa Tanjung Beringin berdekatan dengan Dusun Paya Tabar, Desa Tambunen Kecamatan Sibolangit yang juga merupakah bagian dari Kuta Panteken Ginting Manik Mergana. Merga Ginting Manik pendiri Desa Tanjung Beringin ini berasal dari Desa Tongging dan bersaudara dengan Ginting Manik Pulu Paya Tabar. Desa Tanjung Beringn didirikan oleh Merga Ginting Manik dengan Kalimbubu Kuta adalah Merga Karo-Karo Guru Singa. Selain di Tanjung Beringin dan Paya Tabar, merga Ginting Manik juga tersebar cukup banyak di Desa Kabung-Kabung, Durin Pitu, Durin Pitu, Sugau, Buah Nabar dan Desa-Desa lainnya di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Posisi Ginting Manik di Desa-Desa Kecamatan Sibolangit tersebut pada umumnya adalah sebagai Anak Beru Karo-Karo Gurusinga dan sebagai Kalimbubu Karo-Karo Ketaren.

Kemungkinan Masih Ada Kuta-Kuta Lainnya Yang Merga Utama (Simantek Kuta) nya adalah Ginting Manik, Bagi pembaca dan Rekan-rekan yang tmengetahui Informasinya,silahkan di koment.
Sedangkan Kuta-Kuta Yang ikut didirikan dan Ada Kesain Panteken Ginting Manik Mergana yaitu ;

1. LINGGA
Desa Lingga yang terletak di kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo terdiri dari beberapa kesain. Sesuai Tradisi dan Informasi di Desa Lingga ini Terdapat Kesain Ginting Manik Mergana. Posisi Ginting Manik di desa Lingga adalah sebagai Simbisa/Anak Beru Kuta. Berdasarkan Sejarah pembentukan Kerajaan Lingga, disebutkan bahwa Ginting Manik  Tengging diundang sebagai Simbisa oleh Sibayak Lingga  untuk mendirikan Kuta Lingga sekarang. Merga Ginting Manik kemudian menikah dengan Beru Sinulingga dan menjadi Anak Beru Kuta. Ada beberapa Kesain di Desa Lingga tersebut salah satunya adalah Kesain Rumah Manik. Karena kesetiaan Ginting Manik sebagai Anak Beru Kuta, maka Kesain Rumah Manik dan Geriten Merga Ginting Manik juga berada di tengah Desa Lingga. Desa Lingga tersebut kemudian berkembang menjadi Kerajaan Urung yang disebut Urung Sitelu Kuru. Desa Lingga dulunya adalah pusat Kerajaan Urung Sitelu Kuru yang didirikan oleh merga Karo-Karo Sinulingga dan sembuyaknya Surbakti dan Kacaribu. Urung Sitelu Kuru terdiri dari beberapa desa dan Ginting Manik ikut serta mendirikan desa lainnya di urung ini sebagai Anak Beru Kuta dan mempunyai Kesain di beberapa desa tersebut. Link informasi Pendukung Merga Ginting Manik sebagai Anak Beru Kuta Lingga dapat dilihat sebagai berikut : 
https://id.wikipedia.org/wiki/Lingga,_Simpang_Empat,_Karo
https://sorasirulo.com/2020/05/11/ginting-si-2-terpuk/
Dari Kerajaan Urung Sitelu Kuru inilah Merga Sinulingga, Surbakti dan Kacaribu menyebar ke Daerah Taneh Karo lainnya, yaitu ke Bintang Meriah (Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo) dan Ke Lembah Deleng Sibayak terus ke arah Dataran rendah di Dekat Kota Medan sekarang (Urung Gunung Merlawan,Urung  Kutalimbaru dan lainnya di Deli Serdang). Pada zaman Kolonial Belanda, Kerajaan  Sibayak Lingga yang berpusat di Lingga membawahi beberapa Kerjaan Urung lainnya yaitu Urung Sitelu Kuru (Panteken Karo-Karo Sinulingga, berpusat di Desa Lingga), Urung XII Kuta Kabanjahe (Panteken Karo-Karo Purba, berpusat di Kabanjahe) Urung Tigapancur (Panteken Karo-Karo Sitepu, berpusat di Tigapancur), Urung Naman (Panteken Karo-Karo Sitepu, berpusat di Naman) , Urung Teran (Panteken Perangin-angin Bangun, berpusat di Batukarang) dan Urung Tiganderket (Panteken Singarimbun & Sembiring, berpusat di Tiganderket). Uniknya sebagian besar Merga Ginting Manik dari Desa Lingga tersebut ikut berserta Kalimbubunya Sinulingga untuk mendirikan Perkampungan baru. Seperti di Bintang Meriah dan beberapa Desa di wilayah Urung Gunung Merlawan dan Kutalimbaru.

2. BINTANG MERIAH
Desa Bintang Meriah terletak di Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo. Desa Bintang Meriah didirikan Oleh Keturunan Sibayak Lingga dari Kerajaan Urung Sitelu Kuru Lingga. Dikisahkan Keturunan Sibayak Lingga berangkat dari Desa Lingga untuk mendirikan perkampungan di dekat Desa Perbesi sekarang. Sibayak Lingga tersebut membawa serta Anak Berunya yaitu Ginting Manik, Berahmana dan Singarimbun, Seninanya merga Kaban sedangkan kalimbubunya Merga Sebayang dari perbesi sudah menunggu di daerah yang akan didirikan perkampungan tersebut. Ketika hendak mendirikan kampung baru itu, datanglah merga Perangin-angin Mano mengklaim tanah yang akan dibuat perkampungan oleh Sibayak Lingga adalah tanahnya. Sibayak Lingga juga mengklaim bahwa ini tanah Lingga. “Kalaulah ini tanah Sibayak Lingga maka bersumpahlah (erduhum),” kata Perangin-angin Mano. Maka dibuat acara bersumpah secara adat Karo erduhum dengan memakan beras, meminum air yang telah disediakan. Bersumpahlah Sebayak Lingga “tanah yang kududuki ini adalah tanah Lingga, bila tidak benar aku akan mati dihantam beras dan air ini” diikuti anak Berunya Ginting Manik. Berahmana  tak ikut bersumpah karena dia berkata kepada Sebayak: “Aku tak ikut erduhum kalimbubu. Bila sesuatu terjadi yang tak diinginkan aku yang obati.” Sedangkan Singarimbun juga tidak ikut bersumpah dan berjaga-jaga dan Kalimbubu Sebayang mergana sebagai Saksi. Setelah acara sumpah selesai, Sibayak Lingga dan Anak Berunya Ginting Manik tak kenapa-kenapa. Ditunggu 4 hari juga tak mati. Ditunggu 7 hari juga tak mati hingga batas sumpah 11 hari sebayak dan kerabatnya sehat-sehat saja. erangin-angin Mano pun akhirnya mengakui tanah ini tanah Lingga. Sejak itu didirikanlah kampung Bintang Meriah dengan membangun Rumah Siwaluh Jabu di Nagor ertapinken Namo Olong. Berahmana diberi tanah seberang Lau Beskangen, Kaban berbatasan dengan Sibayak Sarinembah dan berbatasan dengan Sibayak Kutabuluh untuk meperluas tanah dan menghalau musuh. Singarimbun memilih pulang ke Mardingding. Setelah berkembang maka kampung Bintang Meriah dipindah dibangun Rumah Kurung Manik, Rumah Cormin, Rumah Anjong-anjong, Rumah Labang, Rumah Siroga, Rumah Serdadu, Rumah Bale, dan seterusnya. Setiap rumah di benana kayu ditempati keturunan Sibayak Lingga. Atas kesetiaannya, anak beru Ginting Manik maka rumahnya didirikan Rumah Manik. Maka terdapatlah Kesain Rumah Manik di Desa Bintang Meriah. Khusus untuk Ginting Manik sebagai anak beru tua Sinulingga, seiring perkembangan kampung, maka datang sembuyaknya. Legenda Kampung Bintang Meriah tersebut dapat dilihat pada artikel berikut ; http://kahekolu.com/legenda-kampung-bintang-meriah/
Keturunan Ginting Manik anak beru Kuta Bintang Meriah dan Ginting Manik yang Singgah di  Singgamanik kemudian mendirikan Desa Bunga Baru yang terletak di Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo sekarang. Desa Bunga Baru ini berbatasan langsung dengan Desa Bintang Meriah (Kuta Kalimbubu), Perbesi (Kuta Puang Kalimbubu), Singgamanik (Taneh Merga Ginting Manik, Kuta Anak Beru) dan Desa Kuta Raja (Tarigan Sibero yang menjadi anak beru Ginting Manik di Bunga Baru?). Simantek Kuta Bunga Baru adalah Ginting Manik dari Bintang Meriah, Kalimbubu Kuta di Bunga Baru masih tetap sama dengan posisi Kalimbubu Ginting Manik di Bintang Meriah, yaitu Karo-Karo Sinulingga, anak beru Kuta Merga Kaban dan Tarigan Sibero serta Senina Kuta adalah Ginting Manik Singgamanik.

3. SINGGA  MANIK
Desa Singga Manik Yang terletak di Kecamatan Munte,kabupaten Karo. Dilihat dari lokasi nya,Desa Singga Manik Bertetangga dengan Desa Munte dimana Desa Munte adalah Ibu Kota Urung XVII Kuta di zaman dulu,dan menjadi Ibu Kota Kecamatan Munte Sekarang.  Disebut Singga Manik karena merupakan daerah persinggahan Ginting Manik dari Urung Sipitu Tengging dan Ajinembah sebelum berjalan ke arah Urung Kuta Bangun dan daerah Alas begitu juga sebaliknya. Singga Manik merupakan wilayah Ginting Manik yang berada di Urung Munte yang merupakan satu kesatuan dengan daerah Pase (Wilayah Merga Ginting Pase, di dekat sarinembah sekarang)  dan Desa Munte (Wilayah Ginting Munte). Karena merupakan daerah persinggahan Ginting Manik, maka tidak banyak Keluarga Ginting Manik yang menetap didaerah tersebut. Singkat cerita datanglah Merga Karo-Karo Sinuraya dari Desa Bunuraya ke Singga Manik. Merga Sinuraya tersebut kemudian menikah dengan Beru Ginting Manik dan keturunannya berkembang didaerah Singgamanik tersebut. Lama kelamaan keturunan Sinuraya dari Beru Ginting Manik tersebut berkembang kemudian mendirikan Kesain dan perkampungan yang disebut Singgamanik saat ini. Kedudukan Ginting Manik di Singga Manik saat ini adalah Kalimbubu Taneh / Kuta. Walaupun identik dengan Kuta Panteken Sinuraya, namun sejatinya Singga Manik adalah Tanah Merga Ginting Manik sehingga nama kampung nya sampai sekarang disebut Singga Manik. Hal ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada Kalimbubu Taneh mereka yaitu Ginting Manik. Informasi pendukung yang menyatakan bahwa Singgamanik adalah Taneh Merga Ginting Manik yang kemudian menjadi Perkampungan yang didirikan Anak Berunya merga Karo-Karo Sinuraya dapat dilihat sebagai berikut : https://www.scribd.com/doc/67401583/Kutipan-Percakapan-penting

4. URUNG BAHOROK dan Daerah Langkat Hulu
Desa Bahorok di kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat ini dulunya bernama "Buah Uruk" yang artinya Buah di atas Perbukitan.Karena berbaur dengan Suku Melayu,Penamaan Buah Uruk menjadi Bahuruk dan akhirnya menjadi Bahorok.Bahorok dulunya adalah pusat Kerajaan Urung Bahorok yang didirikan oleh Merga Perangin-angin dari Desa Sukatendel, Kec.Tiganderket,Kabupaten Karo. Adalah Seorang Merga Ginting Manik dari Urung Sipitu Kuta Tengging yang bernama Tandel Masara mengembara ke arah hutan leuser (Bahorok sekarang) dan diangkat oleh Merga Perangin-angin Sukatendel menjadi Panglima Kerajaan Urung Bahorok. Disebutkan Panglima Urung Bahorok adalah Merga Ginting yang berasal dari Tongging,Tanah Karo. Panglima tersebut bernama Tandel Masara Ginting Manik. Dalam rangka  membangun dan mengembangkan Kerajaan Bahorok, Pengulu Kuta Bahorok mengangkat Tandel Masara Sebagai Panglima Kerajaan (sekaligus Sebagai Anak Beru Kuta/Anak Beru Urung) Bersama dengan Seorang Hulubalang dari daerah Aceh (Sumbernya juga akan Ditampilkan). Urung Bahorok kemudian berkembang pesat dan menjadi salah satu Kerajaan Kuat di Langkat Hulu dan turut serta dalam pembentukan Kesultanan Langkat. Sejarah tersebut masih dapat diperoleh di Sejarah Kecamatan Bahorok di situs resmi Pemerintah Kabupaten Langkat. Selain Keturunan Tandel Masara, terdapat juga Ginting Manik dari daerah Karo Gugung yang menyebar ke daerah Langkat sehingga Ginting Manik di Langkat cukup banyak. Urung Bahorok Terdiri dari beberapa Kuta/Desa dan Merga Ginting Manik turut serta dalam mendirikan desa-desa tersebut. Maka tak heran Ginting Manik tersebar luas di desa-desa urung Bahorok dan di beberapa desa tersebut terdapat Kesain Manik, termasuk di daerah Langkat lainnya.
Sejarah dan Informasi pendukung Tandel Masara selaku Panglima Kerajaan Urung Bahorok dapat dilihat pada link sebagai berikut : 
https://www.scribd.com/document/367378002/Kecamatan-Bohorok-Dalam-Angka-2017  dan
https://langkatkab.bps.go.id/publication/2018/09/26/b4ecb4a702d8dbd602e96e03/kecamatan-bohorok-dalam-angka-2018.html
 Di daerah Bahorok sampai sekarang banyak Ditemui Merga Ginting Manik. Tokoh-tokoh Ginting Manik Dari daerah Langkat (kecamatan Bahorok,kecamatan Kutambaru dan sekitarnya) Diantaranya EL MANIK (Iman Imanuel Ginting Manik-Aktor Top serta Pesinetron Indonesia), Prof.Andar Ginting Manik (Mantan Dekan Fakultas Teknik USU-Ahli Metalurgi mesin USU dan UI),Prof.dr.Bachtiar Ginting Manik (Ahli Kesehatan USU-Mantan Dekan Fakultas Kedokteran USU), Nurlisa Br. Ginting Manik (Mantan Kepala Dinas Pariwisata provinsi SUMUT-Calon Walikota Medan-anak pak Prof.Bachtiar Ginting Manik), Julio Perkas Ginting Manik,Phd (S3 di luar negeri bagian Teknik-anak Pak Prof.Bachtiar Ginting Manik) dan Masih Banyak Tokoh Ginting Manik lainnya dari daerah Langkat. Informasi Mengenai Keberadaan Ginting Manik di Urung Bahorok akan ditelusur lebih lanjut.

5. URUNG PANCUR BATU dan Sekitarnya
Kerajaan Urung Pancur Batu merupakan wilayah yang didirikan Karo-Karo Purba dan Sembuyaknya. Merga Ginting Manik banyak tersebar di Pancur Batu dan sekitarnya. Posisi Ginting Manik di Urung Pancur Batu tersebut sebagai Anak Beru dan Kalimbubu dan hubungan antara Sibayak Singa (Ginting Manik) dan Sibayak Kabanjahe (Karo-Karo Purba) dan Karo-Karo Gurusinga adalah benang merah yang menjadi alasan banyaknya Merga Ginting Manik di daerah Urung Pancur Batu tersebut.  
Informasi Mengenai Keberadaan Ginting Manik di Urung Pancur Batu akan ditelusur lebih lanjut.


6. RAJA BERNEH 
dan Sekitarnya
Desa Raja Berneh merupakan Desa yang terletak di Kaki Gunung Sibayak yang terkenal akan potensi Air Panasnya. Raja Berneh didirikan oleh Merga Karo-Karo Gurusinga. Merga Ginting Manik (yang berasal dari Tengging kemudian mendirikan Kampung Singa) ikut mendirikan kamung tersebut dan menjadi Anak Beru Kuta Raja Berneh. 

7. PAYA TABAR, BUAH NABAR dan Sekitarnya
Posisi Ginting Manik selaku anak Beru Karo-Karo Gurusinga di Raja Berneh terus terjalin dalam membentuk perkampungan baru di daerah Hilir yaitu Desa Tambunan dan desa lainnya di sekitar Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Dusun Paya Tabar yang terletak di Desa Tambunan Kecamatan Sibolangit tersebut adalah Kesain yang didirikan Ginting Manik Mergana selaku Anak Beru Gurusinga di daerah tersebut. Selain Dusun Paya Tabar, Ginting Manik mergana mendirikan Desa Buah Nabar dan menjadi pengulu di Desa Buah Nabar Kecamatan Sibolangit tersebut. Ginting Manik dari Paya Taba dan Raja Berneh kemudian ikut mendirikan perkampungan di beberapa desa antara lain Desa Sugau, Tanjung Beringin, Kabung-Kabung, Bingkawan sebagai anak beru Kuta.

8. DURIN PITU 
dan Sekitarnya
Daerah Durin Pitu sampai dengan Simalingkar Kecamatan Pancur Batu sekarang adalah Daerah yang didirikan oleh Merga Karo-Karo Gurusinga dan sangkep Nggeluhnya. Durin Pitu terdiri dari beberapa daerah diantaranya Durin Mbelang, Durin Rugun, Durin Tonggal, Durin Jangak, Sugau, Tiang Layar dan Simalingkar. Masih sejalan dengan tradisi dari Raja Berneh dan Paya Tabar, maka merga Ginting Manik juga diikutsertakan oleh Karo-Karo Gurusinga untuk membuka dan mendirikan daerah Durin Pitu tersebut. Posisi Ginting Manik di Daerah Durin Pitu adalah sebagai Anak Beru Kuta. Maka tak heran banyak Keluarga Ginting Manik di daerah Durin Pitu dan Simalingkar Lama tersebut.


9. KUTA BULUH DAIRI
Desa Kuta Buluh yang terletak di kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi ini disebut juga Kuta Buluh Berteng. Desa Ini termasuk Urung Tanah Pinem dan didirikan oleh merga Perangin-angin Pinem. Terdapat beberapa kesain di desa Kuta Buluh ini dan kemungkinan besar terdapat satu kesain yang didirikan oleh merga Ginting Manik (Perlu Konfirmasi lengkap). Posisi Ginting Manik di Desa Kutabuluh Dairi adalah sebagai Kalimbubu Merga Pinem.

10. KUTA KELING/MERDEKA
Desa Kuta Keling ini sekarang bernama desa Merdeka yang merupakan ibukota kecamatan Merdeka (kecamatan pemekaran baru).Desa Kuta Keling ini dulunya adalah bagian dari Urung Si Telu Kuru yang berpusat di desa Lingga.Desa Kuta Keling didirikan oleh Merga Karo-Karo Surbakti dan Seninanya,Merga Ginting Manik sebagai Anak Beru Kuta dan Merga lain sebagai Kalimbubu Kuta. Di desa Kuta Keling ini kemungkinan besar terdapat Kesain Ginting Manik.

11. LAU PERANGGUNEN KECAMATAN LAU BALENG
Desa Lau Peranggunen Kecamatan Lau Baleng menurut infromasi didirikan oleh Merga Tarigan Sibero yang berasal dari Tung-Tung Batu yang juga merupakan sembuyak dengan Tarigan Sibero pendiri Juhar Simbelang. Terdapat Merga Ginting Manik di desa tersebut sebagai Kalimbubu Kuta. Merga Ginting Manik yang terdapat di desa ini kemungkinan berasal dari Urung Kuta Bangun.
12. Kecamatan Sibolangit dan Sekitarnya
Selain sebagai Anak Beru Karo-Karo Gurusinga dalam mendirikan perkampungan di Paya Tabar dan sekitarnya, Merga Ginting Manik juga terdapat sebagai Kalimbubu dari Merga Karo-Karo Ketaren. Karo-Karo Ketaren merupakan Senina dari Karo-Karo Gurusinga dan mendirikan banyak perkampungan di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Ginting Manik sebagai Kalimbubu Kuta kemungkinan besar terdapat di Desa Rumah Pil-Pil, Bingkawan,Sibolangit dan lainnya di kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

13. SUKANALU KECAMATAN BARUSJAHE dan Sekitarnya
Adalah Merga Ginting Manik keturunan Pulu Singa yang menyebar ke Sukanalu Kecamatan Barusjahe (Panteken Karo-Karo Sitepu). Ginting Manik Sinusinga kemudian menjadi anak beru Kuta Sukanalu bersama dengan Merga Tarigan Tambak. Selain itu Ginting Manik juga terdapat di Desa Bulan Jahe dan Buan Julu. Terdapat cukup banyak Ginting Manik di Urung Sienem Kuta Sukanalu 
(Panteken Karo-Karo Sitepu) sebagai Anak Beru Kuta. 

14. Ujung Bandar, Gurisen dan Desa Lainnya di Urung Sipitu Kuta Barusjahe
Kehadiran Ginting Manik Mergana di beberapa Desa di urung Sipitu Kuta Barusjahe (Panteken Karo-Karo Barus) tidak terlepas dari Hubungan Urung Sipitu Kuta Ajinembah dengan Sipitu Kuta Barusjahe (Kalimbubu Urung Ajinembah). Desa Manuk Mulia sebagai Desa Senina Urung Ajinembah sendiri yang didirikan oleh Merga Ginting Manik, kalimbubunya di Manuk Mulia adalah Merga Karo-Karo Barus. Sehingga menjadi wajar dan masuk akal terdapat juga Ginting Manik di beberapa Desa Urung Sipitu Kuta Barusjahe dan kemudian ikut menyebar ke Deli Hulu seperti Bukum dan beberapa Daerah di Sinembah Tanjung Muda. Ginting Manik terdapat cukup banyak di Desa Ujung Bandar, Gurisen dan beberapa desa lainnya di Barusjahe. Ginting Munthe selaku Anak Beru Urung Sipitu Kuta Barus Jahe masih bergandengan dengan Senina nya Ginting Manik untuk mensukseskan pembukaan perkampungan baru oleh Kalimbubu Mereka Karo-Karo Barus mergana. 
 Informasi Mengenai Keberadaan Ginting Manik di Urung Sipitu Kuta Barusjahe akan ditelusur lebih lanjut.
15. Desa Kaban Tua, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo.
Posisi Ginting Manik di Desa Kaban Tua Kecamatan Munte adalah sebagai Anak Beru Kuta, dengan kalimbubunya adalah Karo-Karo Kaban (Pengulu kuta Kaban Tua). Di desa ini juga terdapat Merga Ginting Munte selaku Kalimbubu Kuta. Keunikan kekerabatan Merga Karo-Karo yang berasal dari Linggaraja ini besar kemungkinan bersumber dari Kekerabatan dari Desa Lingga. Ginting Manik dan Ginting Munte di desa Kaban Tua Kecamatan Munte juga masih sendalanen sebagai Senina di Desa Kaban Tua yang dulunya masuk di bawah Urung Munte.  


Dan  masih ada KESAIN/bagian kesain (sebagai Senina Simantek Kuta atau Senina Kesain) Ginting Manik Mergana Di Beberapa Desa Bagian Urung Ginting Mergana seperti :
1. Desa Kuta Mbaru Kec.Munte
Karena sesuai Tradisi dan Informasi Budaya Ginting dan Budaya Karo,desa Munte mempunyai hubungan dengan Ginting Manik Mergana,sebagai Senina Kuta. Desa Kutambaru Kec.Munthe ini didirikan oleh merga Ginting Munthe dengan Seninanya Merga Ginting Manik. Hal ini juga terlihat dari pengulu Kesain. Ginting Manik pengulu di kesain Rumah Jahe, sedangkan Ginting Munthe pengulu di kesain Rumah Gugung. Ginting Manik Pulu Ksain Rumah Jahe Kutambaru Munte ini merupakan Keturunan Pengulu Kuta Manuk Mulia, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.

2. Desa dan Urung Kuta Bangun...?
Desa Kuta Bangun yang terletak di kecamatan Tiga Binanga kabupaten Karo dulunya merupakan Ibu Kota Urung Kuta Bangun,Simantek Kuta Ginting Munte.Dan Hal ini di dukung dari informasi dan Tradisi Ginting serta Budaya Karo dimana alur penyebaran Utama Merga Ginting Manik dan Munte adalah Dari Urung Tongging ke Urung Ajinembah,ke Urung Munte dan Urung Kuta Bangun (serta Lau baleng),kemudian dari Daerah-daerah Tersebut lah Merga Ginting Manik Menyebar Ke daerah Tanah Karo lainnya.Urung Kuta Bangun Terdiri dari beberapa Desa,seperti Kuta Buara,Simolap,Kuta Mbaru Punti,Lau Baleng dsb.


Penulusuran Keberadaan Ginting Manik Mergana Sebagai Anak Beru Kuta dan Anak Beru Urung ;
Selain Kemungkinan daerah-daerah tadi,saya dapat Informasi ada  daerah setingkat Urung di Kecamatan Tanah Pinem yang di sebut JUHAR KIDUPEN MANIK.Dimana dari informasi yang saya baca,Kecamatan Tanah Pinem dulunya setingkat daerah Asisiten Demang Kabupaten Dairi yang di sebut daerah Karo Kampung bersama dengan Daerah  kecamatan Tiga Lingga serta Gunung Sitember.Ke 3 kecamatan ini disebut Daerah Karo Kampung karena memang Kultur dan Budaya nya adalah Budaya dan Kalak Karo.
 Dimana dari Informasi tersebut (lihat dengan GOOGLING kata kunci Kecamatan Tanah Pinem Dalam angka) Kecamatan Tanah Pinem terdiri dari beberapa Urung atau Kenegerian yaitu :
1.Kenegrian Tanah Pinem Yang Terdiri dari 7 Kampung yaitu : 
a. kampung tanah pinem
b. kampung Kempawa
c. kampung kuta gamber
d. kampung liren
e. kampung balan dua
f. kampung Lau petundal
g. kampung kuta buluh
         Disebutkan kenegrian ini dipimpin oleh Merga Perangin-Angin Pinem 
2.Kenegrian Tanah Maha yang terdiri dari 5 kampung yaitu ;
a.kampung sunggelit
b.kampung lau njuhar 1
c.kampung lau njuhar 2
d.kampung Mangan molih
e.kampung Pasir tengah
           Disebutkan Kenegrian ini dipimpin oleh Merga Sembiring Maha
3.Kenegerian Juhar Kidupen Manik yang terdiri dari 12 kampung yaitu ;
a.kampung Lau Meciho
b.kampung Kuta Imbaru
c.kampung Tanjung Kwala
d.kampung Lau Kapur
e.kampung Lau Lubuk
f.kampung Simpang Payung
g.kampung Tanah Pinem
h.kampung Juma Batu
i.kampung Sigedang
j.kampung Pamah Silep-lep
k.kampung Lau Perimbon
l.Kampung Tulasan
        Tidak disebutkan Merga apa yang Memimpin Kenegerian ini,yang pasti ini daerah kalak karo yang tergabung dalam kecamatan Tanah Pinem yang Luas (sekitar 439,40 Km persegi ).Dan ketika saya lihat catatan statistik tanah pinem tahun 2011,2012 dan  tahun sebelumnya, nama-nama kepala desa maupun kepala dusun di bebearapa desa-desa Kecamatan Tanah Pinem,cukup banyak Merga Ginting yang menjabat.Perlu di ketahui bahwa kampung-kampung yang tergabung dalam kenegrian/kerajaan kecil ini tidak semua nya jadi desa di kecamatan Tanah Pinem sekarang hanya ada beberapa,namun namanya kampungnya di jadikan nama dusun.(apakah kampung tersebut setingkat Kesain..??).
4.Kerajaan Pamah yang terdiri dari 6 kampung yaitu;
a.kampung pamah
b.kampung lau peske
c.kampung Renun
d.kampung Lau gunung
e.kampung pasir mbelang
f.kampung lau mbelin
Disebutkan kerajaan ini dipimpin oleh Merga Perangin-angin Pinem
Beberapa data inilah yang menambah ADANYA KEMUNGKINAN (masih kemungkinan dan perlu konfirmasi) bahwa Kenegrian Juhar Kidupen Manik panteken Ginting Manik Mergana. sedangkan sekarang desa-desa yang tergabung dalam kecamatan tanah pinem adalah :
1.Desa  Renun
2.Desa Pasir Tengah
3.Desa Pamah
4.Desa Kuta Buluh
5.Desa Tanah Pinem
6.Desa Kempawa
7.Desa Kuta Gamber
8.Desa Lau Perimbon
9.Desa Harapan
10.Desa Gunung Tua
11.Desa Suka Dame
12.Desa Lau Tawar
13.Desa Mangan Molih
14.Desa Lau Njuhar 1
15.Desa Liang Jering
16.Desa Alur Subur
17.Desa Balan Dua
18.Desa Pasir Mbelang
19.Desa Sinar Pagi
Itulah nama-nama desa yang di dalam nya terdiri dari kampung-kampung yang disebutkan tergabung di 4 kenegrian tadi.Kampung-kampung (mungkinkah setingkat kesain) yang tidak jadi nama desa dijadikan nama dusun di desa tertentu.
DEMIKIAN  DULU, INFORMASI SEMENTARA YANG SAYA KETAHUI MENGENAI KUTA-KUTA PANTEKEN RAS PENYEBAREN GINTING MANIK,MASIH PERLU DILAKUKAN KLARIFIKASI DAN PENYELIDIKAN ATAS KEPASTIAN DI BEBERAPA KAMPUNG YANG SAYA BUAT ADA KEMUNGKINAN.   
MAN KITA KERINA KHUSUS NA  MERGA RAS BERU GINTING MANIK BAGE KA PE REKAN-REKAN PEMBACA ADI SI ETEH INFORMASI NA MARI BAGI KU BLOG ENDA,MARI KITA BERDISKUSI DI FACEBOOK ATAU DI BLOG INI. MARI SIPERSADA ARIH RAS GEGEH TA..MAJU TERUS GINTING MANIK MERGANA..MAJU TERUS KALAK KARO...BUJUR RAS MEJUAH-JUAH.....