Halaman

Rabu, 02 April 2014

Sejarah Merga-Merga pada Suku Karo (Merga Ginting)


Berdasarkan Keputusan Kongres Kebudayaan Karo. 3 Desember 1995 di Sibayak International Hotel Berastagi, pemakaian merga didasarkan pada Merga Silima, yaitu ; 1.Ginting 2.Karo-Karo 3.Perangin-angin 4.Sembiring 5.Tarigan.Sedangkan Merga Silima berdasarkan Budaya Umum Suku Karo terdiri dari 5 Merga Yaitu Karo-Karo,Ginting,Perangin-angin,Tarigan dan Sembiring.Sementara Sub Merga, dipakai di belakang Merga, sehingga tidak terjadi kerancuan mengenai pemakaian Merga dan Sub Merga tersebut.Tanah Karo Simalem merupakan wilayah berbudaya dan Dominan Suku Karo.Tanah Karo meliputi :

1.Kabupaten Karo (Semua Kecamatan,disebut Juga Karo Gugung)
2.Kabupaten Langkat (Meliputi Kecamatan Bahorok,Kecamatan Kutambaru Marike,Kec.Sei Binge,Kec.Salapian,Kec.Selesai,Kec.Kuala,Kec.Padang Tualang dan Deski-Karo Binjai dan disebut Karo Langkat)
3.Kabupaten Dairi (Meliputi Kecamatan Tanah Pinem.Kec.Tiga Lingga dan Kec.Gunung Sitember dan Disebut Karo Baluren)
4.Kabupaten Deli Serdang (Meliputi Kec.Sibolangit, Kec.Pancur Batu,Kec.Sunggal,Kec.Namo Rambe,Kec.Gunung Meriah,Kec.Sibiru-biru,Kec.Kutalimbaru,Kec.Patumbak,Kec.Sinembah Tanjung Muda sebagian  Kec.Deli Tua dan Disebut Karo Kenjahe).
5.Kota Medan (Meliputi Kec.Medan Tuntungan,Kec.Medan Selayang,Semalingkar, Kelurahan Kwala Bekala,sebagian Kec.Medan Johor yang kesemuanya  disebut juga daerah Padang Bulan dan sebagian daerah Pulo Brayan)
6.Kabupaten Aceh Tenggara (Meliputi Kec.Lau Sigala-gala,Kec.Simpang Simadam,.Blang Kejeren,sebagian wilayah Kuta Cane,Ketungkuhen Alas)
7.Kabupaten Simalungun (Meliputi Kecamatan Silima Kuta-Cingkes).

Sangkep Geluh dalam Suku Karo adalah Senina,Anak Beru dan Kalimbubu.Setiap individu dalam Suku Karo Wajib mempunyai Sangkep Geluhnya.Suatu Merga yang ingin Mendirikan Kesain,Kuta maupun Urung (gabungan Kuta-kuta yang pengulunya 1 keluarga/merga) harus mengajak serta Sangkep Geluhnya tadi.Kemudian dibangun minimal 1 Rumah Adat Siwaluh Jabu atau Siempat Jabu untuk  Merga Simantek dan Sangkep Geluh nya tadi. Dalam Mantek Kuta,tanpa dukungan Biak Senina atau Senina Kuta,suatu Merga tidak akan bisa memantek Kuta karena tidak ada pengakuan dari kalangan Keluarga 1 klan yang akan membantu dan membelanya.Karena nya dukungan Biak Senina Kuta sangat penting dalam Memantek Kesain,Kuta maupun Urung.Setelah mendapat dukungan dari Biak Senina Kuta,maka di panggil merga lain yang akan menjadi Anak Beru Kuta.Tugas Anak Beru Kuta juga banyak terutama dalam mempersiapkan keperluan Raja Simantek Kuta.Kemudian dipanggil juga Merga lain yang akan menjadi Kalimbubu Kuta.Kedudukan Kalimbubu dihormati dalam pendirian kuta. Jadi di Suatu Kuta yang dipantek Suatu Merga,juga terdapat merga lain (Sangkep Geluhnya) yang ikut mendirikan Kuta, Walaupun di Kuta pantekennya,Merga Simantek tersebut biasanya paling banyak jumlahnya dibandingkan Merga lain yang menjadi Sangkep Geluhnya.Maka nya di Suatu Kuta (terutama Kuta yang besar) terdapat minimal 4 Kesain yaitu Untuk Sembuyak (Keturunan Simantek Kuta,biasanya Kesain Terluas),Untuk Biak Senina/Senina Kuta,Untuk Anak Beru Kuta dan Kalimbubu Kuta.Ke 4 unsur inilah yang disebut Bangsa Taneh dalam hal Mendirikan (Mantek Kuta).
Merga-merga Suku Karo terbagi dalam 5 Merga (klan) besar,Adapun Sejarah,Keberadaan, legenda, dan cerita Merga dan Sub Merga tersebut adalah sebagai berikut :

1.     Merga Ginting
Merga Ginting terdiri atas beberapa Sub Merga seperti :

o    Ginting Pase
Ginting Pase menurut legenda masih bersaudara dengan Merga Ginting Munthe. Merga Pase ini kemungkinan berasal dari daerah Pak-Pak.Selain ke Tanah Karo,merga Pase juga terdapat di daerah Toba.Berdasarkan data,Merga Pase banyak terdapat di daerah Pak-pak.  Ginting Pase di Tanah Karo dulunya mempunyai kerajaan di Pase, dekat Sari Nembah kecamatan Munte sekarang. Cerita Lisan Karo mengatakan bahwa anak perempuan (puteri) Raja Pase dijual oleh bengkila (pamannya) ke Aceh.Menurut Legenda, Beru Ginting Pase  bisa bertahan di Aceh bahkan tumbuh dengan Baik dan berperan sebagai perintis Kerajaan Samudra Pasai beserta Suami dan Turang nya serta Penghulu Daerah Aceh lainnya.Itulah cerita cikal bakal kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Dewasa ini,Merga Ginting Pase terdapat di Kuta Bangun kecamatan Tiga Binanga dan sebagian Keturunannya berdomisili di daerah Karo Kenjahe.Ginting Pase juga banyak terdapat di daerah Aceh Tenggara (alas).Di daerah Alas ,Ginting Pase ini mendirikan beberapa kuta,dan memakai Merga Pase.
o    Ginting Munthe
Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munthe berasal dari Tongging, kemudian ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah,Ke Munte dan ke Kuta Bangun.Menurut cerita,Nenek Moyang  Ginting Munte adalah Merga Munthe.  Tongging,Ajinembah,Munte dan Kuta bangun merupakan Kerajaan Urung panteken Ginting Munte. (Urung = beberapa kuta yang didirikan oleh merga yang sama).Merga Ginting Munte dan Sangkep Geluhnya yaitu Biak Senina,Anak beru dan Kalimbubunya lah yang mendirikan Kerajaan tersebut.Urung Tongging disebut Sipitu Kuta Tongging,Terdiri dari 7 kuta utama dan pemekarannya,letak kuta-kuta tersebut adalah di kecamatan Merek dengan Kuta Perbapaan Urung (induk Desa ) di Desa Tongging,Urung Ajinembah Disebut dengan Sipitu Kuta Ajinembah,terdiri dari 7 kuta dan terletak di Kecamatan Merek dan Sebagian Kecamatan Tiga Panah Sekarang,Induk Desa adalah Ajinembah,kecamatan Merek. Urung Munte terdiri dari Beberapa Kuta yang didirikan oleh Merga Ginting Munte, Ginting Siwah Sada dan Ginting Manik,terletak di kecamatan Munte dengan Induk Desa adalah Desa Munte.Urung Kuta Bangun terdiri dari Beberapa kuta dengan induk desa adalah Kuta Bangun, Lau Baleng dan Mardinding penulis belum tahu apakah bagian dari urung Kuta Bangun atau merupakan wilayah sendiri. Biak Senina merga Ginting Munte ini adalah Ginting Manik. Ada yang unik diantara kedua merga ini,dimana kebanyakan (tapi tidak semuanya)  kuta dan kesain Panteken Ginting Munte,pasti yang menjadi biak Senina/Senina nya adalah merga Ginting Manik, begitu juga sebaliknya. Merga Munte di Sipitu Kuta Tongging disebut dengan Merga Munthe saja.Sebagian dari merga Ginting Munthe telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga Munthe dari Toba ini kembali lagi ke Karo. Merga Ginting Munte juga menyebar sampai ke daerah Karo Kenjahe (Deli Serdang) dan menjadi Anak Beru Urung Sinembah Tanjung Muda (Panteken Karo-Karo Barus) dan menyebar bersama Klan Ginting Lainnya ke daerah Namo Rambe.Di Karo jahe ini,Ginting Munte banyak terdapat di Sibiru-Biru.Dari Ajinembah,merga Ginting Munte juga menyebar ke simalungun menjadi Merga Saragih dan menjadi penghulu di beberapa kampung di Simalungun.Merga Munthe juga terdapat di Toba dan Pak-pak.Ginting Muthe di Kuala pecah menjadi Ginting Tampune.Merga Munthe ini juga menyebar sampai daerah Alas dan Gayo (seperti daerah Batu Mbulan,Ketungkuhen,Bener Meriah-Aceh).Di Cingkes dan Juhar, terdapat Kesain Ginting Munthe,dimana Ginting Munthe merupakan Simbisa dari desa tersebut. Rurun (Panggilan) merga Ginting Munte adalah Mburak untuk Lelaki dan Unjuk untuk Beru Ginting Munte.

o    Ginting Manik
Ginting Manik menurut cerita  Bersaudara dekat dengan Ginting Munthe. Merga Ginting Manik berasal dari  Tongging.Menurut R.U.Ginting Manik, Penyebaran nya mulai dari Urung Tongging kemudian ke  Urung Aji Nembah (Yaitu Desa Manuk Mulia, nama asli Desa ini adalah Manik Mulia), Sebagian Ginting Manik dari tongging pergi ke Lingga,Dari Urung Ajinembah ini,dilanjutkan ke Urung Munthe (yaitu desa Singga Manik).Dari Urung Munthe ini dilanjutkan ke Urung Kuta Bangun.Dari Urung-urung tersebutlah Merga Ginting Manik Menyebar sampai ke daerah Karo Langkat,Karo Baluren (Dairi) dan Karo Kenjahe (Deli Serdang). Desa Tengging sendiri penghulunya didominasi Merga Munte dan Manik,terdiri dari beberapa Kesain. Ginting Manik Penghulu di Kesain Manik Tengging. Legenda dari Tengging ini adalah Legenda Manuk Sigurda-gurdi (Cerita Rakyat Karo) yang menegaskan bahwa Merga Ginting Manik adalah Penghulu Tengging.Ginting Manik di Urung Sipitu Kuta Tengging disebut  Manik Uruk (Manik Tengging), hal ini juga dipertegas dengan salah satu Nama Kesain di Tengging adalah Pancur dan Kesain Manik yang merupakan Milik Manik Tengging (Manik Uruk). Ada cerita yang berkembang di Keluarga Besar Ginting Manik Mergana, apabila Seorang Merga Ginting Manik mandi ke Pancur Manik Tengging ini, jika dia adalah Merga Ginting Manik dan Manik Tengging (Manik Tengging) yang Asli maka burung-burung akan berkicau merdu. Ginting Manik merupakan Bangsa Taneh dari Urung Sipitu Kuta Tongging,Sipitu Kuta Ajinembah dan Urung Kuta Bangun dimana Ginting Manik sebagai Biak Senina Urung. Biak Senina dari merga Ginting Manik adalah Ginting Munte,makanya sangat wajar di setiap Kuta/Kesain panteken Ginting Manik,merga Ginting Munte lah yang menjadi Biak Senina nya,begitu juga sebaliknya.Ginting Manik juga sebagai Biak Senina di beberapa Kuta Panteken Ginting Munthe di daerah Kec.Munthe.Urung-urung tersebut terdiri dari beberapa kuta.Selain sebagai Biak Senina Urung,Ginting Manik juga Mendirikan (Mantek) Kuta di beberapa Kuta Urung Sipitu Kuta Ajinembah yaitu Manuk Mulia/Manik Mulia dan Singa (Keduanya terdapat Di Kecamatan Tiga Panah).Sebagian  Merga Ginting Manik dari Tongging Mendirikan Kuta Singa dan mendirikan merga baru,yaitu Merga Ginting Sinu Singa.Ginting Manik di daerah Munthe mendirikan kuta Singga Manik (Anak Beru Kuta). Ginting Manik dari Singga Manik kemudian  Mendirikan (Simantek) Desa Bunga Baru  di Kec. Tiga Binanga.Ginting Manik juga ikut mendirikan desa Kutambaru kec.Munthe sebagai Biak Senina Kuta, dimana di Kutambaru kec.Munthe terdapat beberapa kesain,Ginting Manik pengulu di Kesain Rumah Jahe,Ginting Munthe pengulu di kesain Rumah Gugung.Sebagian Merga Manik dari Tengging sempat singgah di Singga Manik kemudian melanjutkan perjalanan dan Menetap di Desa Batukarang. Di Batukarang disambut dengan baik oleh Pengulu Kuta Merga Bangun. Kemudian dengan  Kalimbubu Tua Merga Sitepu dari Berastepu, Ginting Manik mendapatkan Tanah di Batukarang yang disebut Lau Rahu. Maka Merga Ginting Manik tersebut disebut Pulu Lau Rahu. Keturunannya kemudian melestarikan Kerangen (Hutan) di Lau Rahu tersebut yang dikeramatkan oleh Keturunannya dan Penduduk Batukarang. Di dalam Kerangen ini terdapat mata air dan Guci serta Geriten Pulu Lau Rahu. Kerangen itu di sebut Kerangen Lau Rahu dan Keturunan nya di sebut Ginting Manik Pulu Lau Rahu.

Ada lagi Ginting Manik yang ke Lingga, dimana pada awalnya diundang untuk menetap sebagai Simbisa di desa Lingga oleh Karo-Karo Sinulingga.Diceritakan bahwa merga Sinulingga datang ke Kesain Manik di Tengging untuk mengajak Merga Ginting Manik mendirikan kuta dan juga sebagai Simbisa di desa Lingga.Makanya Kesain Manik di desa Lingga terletak di tengah kuta,berdekatan dengan Kesain-Kesain Sinulingga.  Selain sebagai Simbisa,Ginting Manik ini menikah dengan Beru Sinulingga dan menjadi Anak Beru Kuta di Lingga.Beberapa keturunan kemudian Ginting Manik dari Lingga ikut mendirikan Kuta Keling/Merdeka (Panteken Surbakti) dan kampung lainnya yang termasuk urung Sitelu Kuru (induk desa adalah Lingga,panteken Sinulingga) sebagai Anak Beru Kuta.Salah satu Keturunan Merga Ginting Manik dari Tongging yang Bernama Tandel Masara (artinya kesusahan terhalang) Menjelajah sampai Ke Bahorok,Langkat.Disana Ginting Manik ikut mendirikan kuta dan diangkat menjadi Anak Beru Urung Bahorok(Panteken Perangin-angin Suka Tendel).Ginting Manik Di Langkat juga mendirikan (Mantek) Kuta yaitu  Kuta Durin Tonggal Kec.Kutambaru Marike dan tersebar sebagai Anak Beru/Kalimbubu/Simantek Kuta di desa-desa Karo Langkat seperti
Gajah,Simolap,Tinembok,Samir (Kec.Kutambaru Marike), Kuta Belikih dan Kuta Rih (Kec.Sei Binge).  Merga Ginting Manik dari Tengging juga menyebar Ke daerah Karo Baluren.Merga Ginting Manik banyak terdapat dan menjadi penghulu  Kenegrian Juhar Kidupen Manik,bagian dari  Urung Tanah Pinem,Dairi.Di Karo Kenjahe (Deli Serdang), Ginting Manik juga terdapat sebagai Biak Senina di Kesain Ginting Munte,selain itu Ginting Manik bersama Klan Ginting lainnya menyebar ke daerah Namo Rambe.Merga Manik ini juga terdapat di daerah Pak-pak, daerah Samosir (disebut Manihuruk) dan Simalungun .Sebagian Merga Manik dari Tengging menyebar ke daerah Simalungun dengan Sebutan Saragih Manihuruk dan sebagian lagi menjadi Saragih Sumbayak serta menjadi Penghulu Kuta dan Kesain (Gamot) di beberapa daerah Simalungun terutama Urung Silima Kuta dan Pematang Silima Kuta hal ini wajar mengingat Merga Girsang merupakan salah satu Kalimbubu Tua Merga Manik Tengging yang kemudian di daerah Simalungun mengikuti Budaya Simalungun dan disebut Saragih Manihuruk & Saragih Sumbayak. Rurun (Panggilan) untuk Merga Ginting Manik ada 2 yaitu adalah Mengat & Mburak untuk Lelaki dan Tadi & Unjuk untuk beru Ginting Manik.
o    Ginting Seragih
Ginting Seragih merupakan salah satu merga Ginting yang tua.Ginting Seragih di Tanah Karo mempunyai Hubungan Khusus dengan Marga Saragih yang merupakan  1 dari 4 Marga Asli Simalungun.Marga Saragih di simalungun merupakan Salah satu dari 4 Marga Raja atau Marga Penghulu di daerah Simalungun.Merga Saragih merupakan Merga Pengulu dan banyak terdapat di Simalungun. Menurut Diskusi,Ginting Seragih berasal dari daerah perbatasan Tanah Karo-Simalungun.Ginting Seragih di Tanah Karo umumnya mendiami Kampung Lingga Julu,Jeraya (Kec.Simpang empat) dan sekitarnya. Keberadaan Merga Ginting Seragih di Lingga Julu dan Jeraya adalah sebagai Anak Beru Kuta atau pun Kalimbubu Kuta.Dari kedua Kampung ini Merga Ginting Saragih menyebar ke daerah Karo lainnya.

o    Ginting Sini Suka
Menurut cerita lisan Karo Ginting Sini Suka berasal dari Urang Kalasan/Urung Kalasen Yaitu wilayah di Pak-Pak, kemudian sebagian berpindah ke  daerah Samosir, terus ke Si Tinjo. Belum diketahui apakah Merga Ginting Sinisuka ini ada hubungan dengan Merga Capah di Daerah Sitinjo, Dairi (di Karo ada Merga Ginting Capah). Dari Pustaka Ginting coba ditarik hubungan  bahwa Leluhur Ginting Sini Suka adalah anak dari Pengulu Kuta Tinjo dan pergi Ke Tanah Karo dengan Bapa uda nya yaitu adik pengulu Tinjo. Ginting Sini Suka ini bernama Matangken (Versi Sebenarnya belum diketahui, dalam artian apakah Merga Ginting Sinisuka ini Ayah dari Merga Ginting Siwah Sada atau Sebenarnya Setara, perlu klarifikasi dari Merga tersebut).


Dari Tinjo Mereka sampai ke daerah Lau Lingga Sekarang dan Ginting Sini Suka Menjadi Sibayak Lau Lingga. Kemudian anak dari Sibayak Lau Lingga yang bernama Tindang pergi untuk mendirikan kuta yang dia namai  Guru Benua di Kec.Munte, disana dikisahkan Tindang mendirikan Kuta dan Menikah.Dikisahkan,setiap anaknya yang lahir masih terbungkus kulit  tubuh seukuran Gundur,maka setiap anaknya yang lahir dia tempatkan ke sebuah Guci,kemudian dengan bantuan ilmu Guru Pak-pak Sipitu Sendalanen lahirlah (Keluar dari Kulit tubuh) Kesepuluh anaknya dengan normal yaitu sembilan lelaki dan 1 perempuan,mereka disebut Siwah Sada Ginting.Merga Ginting Sini Suka merupakan Pengulu yang di Tua kan oleh Ginting Siwah Sada Lainnya karena memang induk dari Ginting Siwah Sada.Kuta Panteken nya adalah Lau Lingga Kec.Juhar,Guru Benua Kec.Munte,Suka Simbelang,Tiga Panah dan Kuta Lainnya.Ginting Sini Suka juga terdapat di Desa Berastepu sebagai Kalimbubu Kuta dimana di desa Berastepu terdapat Kesain Sini Suka.
§  Ginting  Rumah Berneh
Ginting Rumah Berneh sama dengan Ginting Sini Suka, disebut Rumah Berneh karena dia Pengulu Rumah Berneh di Juhar.Ginting Rumah Berneh adalah adik dari  Matangken Ginting Sini Suka, Sibayak Lau Lingga.  E maka lit Balai Uruk berteng Juhar balai perjumpan Sibayak Lau Lingga ras agina pengulu Rumah Berneh Juhar.( Informasi dari Pustaka Ginting).Dari Rumah Berneh Juhar,Merga Ginting ini menyebar ke daerah Tanah Karo Lainnya.Rurun (Panggilan) merga Ginting Rumah Berneh adalah Raga untuk dilaki dan Nggore/Nurih untuk Beru Ginting Rumah Berneh.

Pustaka Ginting merupakan Hikayat yang menceritakan mengenai keberadaan Siwah Sada Ginting.Kakek Siwah Sada Ginting adalah Matangken Sibayak Lau Lingga.Bapak Siwah Sada Ginting adalah Tindang,anak Raja Matangken yang Paling Tua.Siwah Sada Ginting Berarti Sembilan Merga Ginting dan satu Beru Ginting.Disebutkan di Pustaka Ginting, Tindang mendirikan Kuta Guru Benua, Kemudian dia Menikah,dikisahkan disana  dengan Bantuan Guru Pak-Pak Si Pitu Sendalanen,lahirlah Siwah Sada Ginting.Makanya terdapat 9 Lubuk (Pancur) perpangiren (Penyembuhan) di tapin Lau Guci Gurubenua.Kesembilan Merga Ginting ini kemudian Menyebar ke seluruh Tanah Karo,adapun Penyebaran ke sembilan Merga ini memiliki keterkaitan dan kesamaan alur Penyebaran antara satu dengan lainnya.Ginting Ajar Tambun anak yang Tertua dan Babo anak yang termuda. Siwah Sada Ginting  tersebut adalah :


§  Ginting Ajar Tambun
Ginting Ajar Tambun menetap di Kampung kakeknya,Sibayak Lau Lingga dan  ikut Mendirikan  Kuta tersebut.Kemudian menyebar ke desa lainnya sekitar Kec.Juhar.Ginting Ajar Tambun juga pergi ke daerah Karo Langkat dan Mendirikan Kuta Raja Merahe bersama senina nya Ginting Bukit.Dari Raja Merahe,Ginting Ajar Tambun menyebar ke daerah Karo Langkat lainnya.
§  Ginting Suka
Ginting Suka boleh dikatakan sebagai Sub-Klan Ginting  Siwah Sada Ginting yang terbesar dimana Ginting Suka banyak tersebar di seluruh Tanah Karo.Ginting Suka di Tanah Karo Mendirikan Kerajaan Urung yaitu Urung Suka di Kecamatan Tiga Panah.Kuta Perbapan (Desa Induk) Urung Suka adalah Desa Suka atau disebut Juga Suka Simbelang di Kec.Tiga Panah.Desa-desa Di Urung Suka (Kec.Tiga Panah) diantaranya Suka Simbelang (Desa Induk),Tiga Panah,Suka Dame,Suka Maju,Suka Mbayak,Suka Sipilihen,Salit dan lainnya.Desa Panteken Ginting Suka di sekitar Urung Suka diantaranya Desa Suka Mandi Kec.Merek.Sedangkan di wilayah Tanah Karo lainnya, Ginting Suka mendirikan kampung Guru Benua Kec.Munte,Barung Kersap  Kec.Munte (Simantek Kuta),Suka Rame Kec.Munte (Simantek Kuta),Suka Meriah Kec.Payung (Simantek Kuta), Suka Babo (Simantek atau Senina Kuta) ,desa Suka Julu Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta).Ginting Suka terdapat di daerah Karo baluren Dairi dan Mendirikan Kuta Suka Ndebi Kec.Tanah Pinem. Merga Ginting Suka juga ikut Mendirikan Kampung Suka Nalu dan Suka Julu di kecamatan Barusjahe,dimana Suka Nalu adalah Kuta Perbapan urung Si Enem Kuta Panteken Karo-karo Sitepu.Di Suka Nalu dan Suka Julu  kec.Barusjahe ini Ginting Suka sebagai Anak Beru Kuta dan keberadaannya Dominan di Urung tersebut.Ginting Suka juga ikut mendirikan kuta-kuta di urung Naman Teran Kec.Naman Teran (panteken Sitepu) seperti Suka Nalu Naman,Suka Tepu, suka ndebi dan lainnya.Keberadaan Ginting Suka di Urung Naman Teran adalah sebagai Anak Beru Urung.Ginting Suka juga terdapat di Desa Lingga Julu (anak beru atau Kalimbubu Kuta) dan Desa Suka Tendel (Anak Beru Kuta).Merga Ginting Suka juga terdapat di daerah Gayo/Alas.Di Gayo/Alas (Meliputi Kab.Aceh Tenggara,Kab.Bener Meriah,Aceh Selatan,Aceh Singkil dan wilayah Aceh lainnya) Ginting Suka menyebar,Bahkan dalam Hikayat Tarikh Aceh dan Nusantara,  dan Buku Karo Sepanjang Zaman disebutkan di Lembah Aceh Besar selain Kerajaan Islam,ada Kerajan Karo. Raja Terakhir Suku Karo di Aceh Besar (dulu disebut Kuta Raja) adalah Raja Manang Ginting Suka.Rurun (Panggilan) Ginting Suka adalah Suka/Mbayak untuk Lelaki dan Unjuk untuk beru Ginting Suka.
§  Ginting Guru Patih
Guru Patih berarti Guru dari seorang Pemimpin/Panglima (Patih).Merga Ginting Guru Patih mendirikan Kampung Buluh Naman Kec.Munte (Simantek Kuta),  Kemudian ikut mendirikan kampung Sari Munte Kec.Munte (Sebagai Senina Kuta).Dari 2 Kampung awal tadi Merga Ginting Guru Patih menyebar dan Mendirikan kampung seperti Naga Kec.Juhar (Simantek Kuta) dan Lau Kapur Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta). Dari kuta-kuta tersebut Merga Ginting Guru Patih menyebar ke daerah Karo lainnya.
§  Ginting Sugihen
Ginting Sugihen mendirikan Kampung Sugihen di Kec.Juhar (Simantek Kuta),Kuta Gugung Kec.Juhar (Simantek atau Senina Kuta),juga sebagai Pengulu di Kesain  Juhar Ginting. Kemudian Menyebar dari kampung tersebut menuju daerah Sekitar Perbatasan  Kec.Tiga Panah dan Kec.Dolat Rayat.Disini Merga Ginting Sugihen mendirikan Kampung yang diberi nama sesuai Merga dan Kampung asalnya yaitu  Sugihen.Dari Kampung-kampung asalnya tersebut,Merga ini menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya. Ginting Sugihen juga terdapat di daerah Aceh Tenggara disebut dengan Sugihen.Rurun (Panggilan) Merga Ginting Sugihen adalah Gurah untuk Lelaki dan Sulngam untuk beru Ginting Sugihen.
§  Ginting Garamata
Gara Mata dalam bahasa Karo berarti Si Mata Merah.Menurut Cerita,berasal dari Tanah Karo (Guru Benua),kemudian Ginting Gara Mata pergi ke daerah Teba dan Disana dia berafiliasi (Bergabung) dengan Budaya Setempat dan Menjadi Merga Simarmata.Beberapa Keturunan Ginting Garamata  kembali Menetap di Tanah Karo.Sekedar wawasan,Di Tongging juga terdapat Kesain Simarmata.Ginting Garamata di Tanah Karo mendirikan Kuta Raja Tengah di daerah Karo Langkat (Simantek Kuta).Dari Raja Tengah,Ginting Garamata menyebar ke daerah Karo lainnya.
§  Ginting Bukit
Setelah Kejadian Tenggelamnya Turang mereka  yaitu Bembem di Sekitar Suka Rame sekarang,Ginting Bukit pergi ke Daerah Karo Langkat dan mendirikan  Kampung Raja Merahe (Simantek Kuta).Dari sini Merga Ginting Bukit Menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya.Merga Ginting Bukit ini juga terdapat di daerah Gayo dan Alas dengan sebutan Bukit.
§  Ginting Beras
Merga Ginting Beras (Siberas) awalnya Menetap Di Rumah Berneh Juhar sesuai dengan Aturan Senina nya yang 8 orang.Kemudian dari Juhar, Ginting Beras mendirikan Kuta Lau Petundal di daerah Karo Baluren Dairi dan Menyebar ke daerah Tanah Karo Lainnya.
§  Ginting  Aji Dibata (Jadi Bata)
Aji Dibata berarti Mantra dari Tuhan (Bahasa Karo, Aji = Mantra/Raja, Dibata = Tuhan).Merga Ginting Jadibata (Aji Dibata)  Ikut Mendirikan Desa Juhar Simbelang.Di Juhar terdapat Kesain Jadibata yaitu Kesain Sigeret Lembu (kesain terluas di Juhar).Desa Juhar sendiri menurut cerita terdiri dari 5 kesain utama, masing-masing kesain tersebut mempunyai Jambur.Kesain-kesain ini dibagi lagi menjadi bagian Rumah, seperti Rumah Berneh dan lainnya.Merga Ginting mempunyai 2 kesain yaitu Kesain Sigeret Lembu dan Kesain Rumah Tanduk.Karena Luasnya Desa Juhar,Saat ini Desa Juhar dibagi Menjadi 3 Bagian sesuai Merga Perintis Juhar.Kesain Jadibata termasuk Desa Juhar Ginting.Juhar Merupakan Desa Induk Urung Juhar di Kec.Juhar.Merga Ginting Jadibata juga Mendirikan kampung Kidupen (Sebagai Senina Kuta) dan Menyebar di Kuta-kuta Kec.Juhar.
§  Ginting Babo
Ginting Babo mendiami Kampung Guru Benua Kec.Munte (Sebagai Senina Kuta) kemudian Merga Ginting Babo mendirikan kampung  Suka Babo di Kec.Juhar (Simantek atau Senina Kuta),Kampung Munte Kec.Munte (sebagai Senina Kuta) dan Kuta Gerat Kec.Munte (Simantek atau Senina Kuta)Merga Ginting Babo juga terdapat di desa Guru Kinayan (panteken Sembiring Gurukinayan).Di desa Munte terdapat Kesain Babo.Rurun (Panggilan) Merga Ginting Babo adalah Gajut untuk Lelaki dan Merih untuk Beru Ginting Babo.

Kesembilan orang merga Ginting ini mempunyai seorang saudara perempuan bernama Bembem br Ginting, yang menurut legenda tenggelam ke dalam tanah ketika sedang menari di suatu daerah di desa Guru Benua. Bembem Br Ginting menari untuk melerai sembilan Saudaranya. Daerah tempat tenggelamnya Bembem Br Ginting ini kemudian disebut Tiga Bembem.Menurut cerita,Tiga Bembem ini dulunya digunakan sebagai Tiga lembu (tempat berjualan Lembu) oleh Masyarakat Guru Benua dan sekitarnya.

o    Ginting Tumangger
Menurut Cerita Lisan,Ginting Tumangger berasal dari daerah Pak-pak.Dari pak-pak menyebar ke daerah Tanah Karo.Di Tanah Karo merga Ginting Tumangger mendirikan Kuta Kidupen Kec.Juhar (Simantek Kuta) dan Kem-Kem Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta).Ginting Tumangger dari Kampung Kem-Kem mempunyai kemampuan mengobati dengan Menggunakan Ramuan Tradisional Karo yang dikenal dengan Thabib Kem-Kem.Dari Kedua kuta tadi,Merga Ginting Tumangger menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya.Rurun (Panggilan) untuk Merga Ginting Tumangger adalah Lajor dan Tega untuk beru Ginting Tumangger.
o    Ginting Sinusinga
Dari Kisah Ginting Manik, di ketahui bahwa Merga Ginting Sinu Singa berasal dari Merga Ginting Manik dari Desa Tongging.Sekitar 300 tahun yang lalu,Merga Ginting Manik dari Tongging ini membuka Lahan di Kec.Tiga Panah sekarang.Merga Ginting Manik ini dikenal  Sebagai Pemimpin yang sangat Gigih melawan penjajahan sehingga dijuluki “Singa“ oleh Rakyat yang mengikutinya.Dalam Melawan Penjajah Mereka hidup berpindah.Awalnya  Mereka menempati daerah yang bernama Buah Pulut,Kemudian berindah ke Kerangen Pa Nawari (Kerangen Desa Singa)  dan Akhirnya  Menetap dan mendirikan Kuta Singa sekarang.Kampung ini dinamai Singa karena Didirikan Oleh Merga Ginting Manik yang di Juluki “Singa” oleh Rakyat yang mengikutinya.Kemudian Merga Manik yang mendirikan Kampung Singa ini mendirikan/memakai Merga baru yaitu Sinu Singa,Hal ini bisa terjadi karena mereka telah Memantek Suatu Kampung yang baru dan memenuhi persyaratan untuk menjadi Merga Baru.Bila bertemu dengan Merga selain Ginting,mereka menyebut Merga mereka Ginting Sinu Singa, .Hal ini untuk memperjelas bahwa mereka adalah Merga Ginting yang Mendirikan kampung Singa (Sinu=yang Menempati, Singa= Kuta Singa).Namun jika bertemu dengan Merga Ginting,Mereka mengaku Manik Sinu Singa (Untuk memperjelas Silsilah Mereka).Dewasa ini mereka disebut Ginting Manik Sinu Singa.Merga Ginting Sinu Singa juga menyebar ke daerah Sekitar  Kec.Tiga Panah lainnya.(Informasi diperoleh dengan mengunjungi Desa Singa dan dari Wahidin Ginting-KaDes Singa,sekaligus Cucu Pa Nawari).
o    Ginting Jawak
Menurut cerita Ginting Jawak berasal dari Simalungun dan dari Informasi yang diperoleh  Merga  Ginting Jawak berasal dari perbatasan Tanah Karo dan Simalungun.Merga Ginting Jawak umumnya banyak terdapat di Rakut Besi   (Kec.Silima Kuta ) dan Merga Ginting Jawak Mendirikan Kampung Lau Perimbon (Kec.Tanah Pinem).Dari daerah ini,Ginting Jawak menyebar ke daerah Karo lainnya.
o    Ginting Capah
Ginting Capah berasal dari daerah Pak-Pak.Nenek Moyang Ginting Capah yang Ke Karo berasal dari Kalang,suatu kampung di daerah Pak-pak.Nenek Moyang Ginting Capah adalah Merga Capah  yang merupakan Merga Asli Suku Pak-pak.Merga Capah di Pakpak merupakan Saudara 1 Ayah 1 Ibu dengan Merga Kuda Diri,dimana Merga Kuda Diri mempunyai hubungan Khusus dengan Matangken (Sibayak Lau Lingga),selaku anak Pengulu Tinjo.Sedangkan Capah dalam suku karo berarti tempat makan besar terbuat dari kayu, atau piring tradisional Karo.Merga Ginting Capah di Tanah Karo mendirikan Kampung Bukit (Panteken Karo-karo).Di desa Bukit ini,Ginting Capah sebagai Anak Beru atau Kalimbubu Kuta. Dari daerah ini,Ginting Capah menyebar ke daerah Karo lainnya.
o    Ginting Tampune
Dari Cerita mengenai Ginting Munte,diketahui bahwa Merga Ginting Tampune adalah Pecahan Merga Ginting Munte di desa Kuala kec.Tiga Binanga.Dari Cerita ini disebutkan Ketika Ekspedisi membuka Lahan baru di lanjutkan ke Arah Urung Kuta Bangun Kec.Tiga Binanga, Sebagian Merga Ginting Munte ikut Mendirikan kampung Kuala (panteken  Perangin-angin Sebayang) dan Menjadi Anak Beru Kuta Kuala.Merga Ginting ini kemudian memakai Merga Baru,Yaitu Ginting Tampune.Merga Ginting Tampune juga ikut mendirikan Kuta Tiga Binanga  (Panteken Sebayang) sebagai Anak Beru Kuta.Dewasa ini Ginting Tampune menyebar ke daerah sekitar Kuala dan Tiga Binanga.

Demikian Informasi dan Cerita yang diperoleh, jika ada fakta terbaru, informasinya akan diupdate. Mejuah-Juah, Merdeka..
Disunting pada tanggal 16 November 2021. Bujur..